Jakarta (ANTARA) - Psikolog klinis dewasa lulusan Universitas Indonesia Teresa Indira Andani M.Psi., Psikolog mengatakan bantuan profesional bisa menjadi pintu menuju pemulihan dari konflik rumah tangga yang dialami karena pasangan terlibat judi online.
“Kalau merasa situasinya sudah terlalu berat untuk dihadapi sendiri, tidak ada salahnya mencari bantuan profesional. Kadang, dukungan dari luar justru bisa membuka jalan pemulihan yang lebih sehat dan realistis,” kata Teresa kepada ANTARA, Rabu.
Ia mengatakan judi online bisa memunculkan dinamika yang memperburuk hubungan pernikahan (toxic dynamic) dalam pernikahan. Dari perspektif Method Couples Therapy Gottman, salah satu prediktor perceraian adalah “Four Horsemen” yaitu kritik, sikap defensif, penghinaan, dan stonewalling (diam atau menutup diri) dan judol bisa memicu semua dinamika ini.
Baca juga: Rumah tangga masih bisa diperbaiki jika ada kemauan lepas dari judol
Judi online juga bisa merusak kepercayaan karena kebohongan, keuangan terganggu, dan komunikasi memburuk, sehingga pondasi rumah tangga ikut terguncang.
“Kehancuran tidak terjadi begitu saja, biasanya merupakan akumulasi dari masalah yang tidak terselesaikan. Dengan kesadaran, keterbukaan, dan bantuan profesional, konflik ini bisa menjadi pintu menuju pemulihan,” katanya.
Psikolog di Vajra Gandaria ini mengatakan, pasangan yang terjerumus ke dalam judi online seringkali berkaitan dengan masalah kontrol impuls, stres emosional, atau bahkan gangguan kecanduan yang lebih kompleks. Hal ini bisa mengarah pada kondisi psikologis yang serius dan membutuhkan penanganan profesional.
Baca juga: Kedepankan komunikasi saat dampingi pasangan yang terlibat judol
Selain itu kiat efektif untuk berkomunikasi dengan pasangan yang terlibat judi online bisa dengan penyampaian secara jujur terkait rasa cemas atau kekecewaan dan beri ruang bagi pasangan untuk bercerita.
“Di saat yang sama, pasangan juga perlu menyadari bahwa kebiasaan judi ini berdampak besar, bukan hanya pada keuangan, tapi juga pada kepercayaan dan hubungan di dalam keluarga. Perubahan harus datang dari kesadaran diri, bukan karena ditekan terus-menerus,” kata Teresa.
Mencari dukungan juga sangat penting, bisa dari psikolog, konselor keuangan, atau orang-orang terdekat yang bisa dipercaya. Pasangan yang terlibat dalam judi online juga perlu diajak untuk mengambil tanggung jawab, bukan hanya dalam bentuk perbaikan finansial, tetapi juga dalam hal keterbukaan, kejujuran, dan usaha memulihkan hubungan.
Baca juga: Puan: Kolaborasi dengan platform digital agar konten judi online tak tumbuh
Baca juga: Larangan berjudi dalam Islam: Makna al-maisir dan dampaknya bagi umat
Pewarta: Fitra Ashari
Editor: Siti Zulaikha
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.