Yunnan (ANTARA) - Pada 1983, Provinsi Yunnan mendirikan Cagar Alam Nasional Gunung Salju Baima untuk menyelamatkan monyet yang terancam punah itu.

Setelah upaya bertahun-tahun, staf cagar alam tersebut telah berhasil menggiring kawanan monyet tersebut untuk bermigrasi dari dataran tinggi yang dingin ke daerah hutan di dataran rendah dengan kondisi habitat yang lebih baik.

Pada 2019, sebuah jaringan perlindungan monyet dibentuk di seluruh Provinsi Yunnan, dengan staf cagar alam yang berdedikasi menjalankan upaya konservasi secara menyeluruh. Guna lebih memahami perilaku dan pergerakan monyet di cagar alam itu, mereka melakukan pemantauan dan pelacakan secara intensif.

Sementara untuk menjaga keamanan populasi kera, patroli rutin dan misi penyelamatan di lapangan terus diperkuat. Selain itu, mereka juga terlibat dalam budi daya tanaman yang relevan sebagai respons terhadap tantangan seperti menurunnya ketahanan vegetasi dan kekurangan makanan bagi monyet.

Selain anggota staf di suaka margasatwa, para peneliti dari universitas dan institusi juga memainkan peran yang sangat penting dalam perlindungan spesies tersebut. Bertahan dalam kondisi yang sulit, mereka dengan tekun mencatat aktivitas harian monyet, memberikan informasi rinci untuk penelitian ilmiah spesies itu.

Berkat upaya bersama dari anggota staf cagar alam, peneliti, dan sumbangsih masyarakat, populasi monyet rambut emas Yunnan di cagar alam itu telah meningkat dari sekitar 540 ekor pada 1985 menjadi sekitar 2.800 ekor pada saat ini. Angka itu mencakup lebih dari 65 persen dari total populasi spesies tersebut di seluruh China.

Pewarta: Xinhua
Editor: Benardy Ferdiansyah
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.