New York (ANTARA) - Penulis skenario film horor distopia "28 Days Later", Alex Garland, mengamati kejenuhan menonton sekuel film benaran nyata, termasuk di antaranya waralaba film produksi Marvel Studios yang mengalami kesulitan menghasilkan keuntungan yang setara dengan film pertamanya.
Ini terus terjadi meskipun telah diguyur investasi produksi dan kampanye pemasaran yang masif, seperti sekuel ke-36 dari waralaba film produksi Marvel, Thunderbolts* yang anggaran produksinya mencapai 180 juta dolar dan anggaran pemasarannya mencapai 100 juta dolar.
Film itu masih menjadi salah satu film dengan pendapatan terendah di seluruh jagad sinematik Marvel milik Disney, menurut Variety.
Baca juga: Disney undur jadwal tayang dua film terbaru Marvel "Avengers"
"Ini bukan kritik terhadap Marvel, tapi saya pikir orang-orang telah mengalami kejenuhan," kata Garland dalam wawancara dengan Business Insider, situs berita daring berkantor di New York, saat wawancara diterbitkan pada Selasa (17/6) waktu setempat.
Garland menekankan bahwa ia bukanlah memberikan kritik langsung terhadap waralaba film produksi Marvel Studios, melainkan hanya observasi terhadap dampak kolektif dari strategi produksi sekuel film secara masif.
"Ya, demikian menurut saya, tapi saya bisa saja salah," ujar dia.
Garland yang juga menyutradarai "Warfare" tahun 2025 dan "Civil War" tahun 2024, menghubungkan apa yang dilihat sebagai pergeseran prioritas studio besar dengan bangkitnya studio independen, seperti A24 dan Neon.
Studio-studio itu, menurut Garland, menunjukkan keterbukaan yang lebih besar terhadap ide-ide orisinal dan film-film yang tidak terpaku pada formula sekuel yang monoton.
Baca juga: Thunderbolts: "Super hero" juga punya luka dan trauma masa lalu
"Studio-studio lebih terbuka terhadap hal-hal yang aneh," kata Garland.
Keberanian mereka dalam menghadirkan narasi segar telah membuka ruang bagi film-film orisinal untuk bersaing dan bahkan meraih kesuksesan luar biasa.
"Saya pikir Neon dan A24 serta studio-studio tersebut telah memberi pengaruh pada studio-studio yang lebih besar," ujar Garland.
"Mereka (studio besar) jadi sedikit memperluas cakrawala, dan beberapa di antaranya hanya berasal dari sejumlah sineas yang terus maju, seperti yang Anda sebutkan, Christopher Nolan dengan 'Oppenheimer', membuktikan satu hal (fenomena besar)," kata dia.
Film yang dirilis tahun 2023 itu sukses mendominasi box office bersama "Barbie" karya Greta Gerwig hingga orang-orang menjuluki dengan "Barbenheimer" karena dominasi keduanya kala itu.
Baca juga: Aktor "Hawkeye" curhat dibayar lebih rendah buat serial musim 2
Baca juga: Film "The X-Files" digarap lagi oleh sutradara "Black Phanter"
Penerjemah: Abdu Faisal
Editor: Mahmudah
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.