London (ANTARA) - Konsumsi swasta di China tumbuh lebih cepat dibanding perekonomian besar lainnya pada abad ke-21, menurut artikel kolom terbaru di surat kabar Financial Times.

"Penyebab dari anomali ini bukanlah konsumsi yang tumbuh dengan lambat, melainkan karena komponen besar PDB lainnya, yaitu investasi, dalam hal infrastruktur, real estat, industri ekspor, tumbuh lebih cepat lagi, rata-rata 10 persen per tahun di abad ini," paparnya.

Secara riil, belanja konsumen swasta di China tumbuh lebih dari 8 persen setiap tahunnya pada abad ini, lebih cepat daripada perekonomian besar lainnya, menurut artikel itu.

Mitos bahwa konsumsi China lemah sebagian besar didasarkan pada porsi produk domestik bruto (PDB) yang relatif rendah, yakni sekitar 40 persen, kata Ruchir Sharma, kolumnis yang juga merupakan pimpinan Rockefeller International. Namun, rasio ini dipengaruhi oleh tingkat investasi modal yang luar biasa tinggi dalam perekonomian tersebut, imbuh Sharma.

Menurut Sharma, jika disesuaikan dengan faktor-faktor tersebut, porsi konsumsi dalam PDB China akan mendekati 55 persen, level yang lebih konsisten dengan level standar internasional.

Sharma juga mengatakan bahwa laju belanja konsumen di China telah melampaui belanja konsumen di pusat-pusat manufaktur yang sudah mapan maupun masih berkembang di Asia, mulai dari Jepang dan Korea Selatan hingga Indonesia dan Malaysia.

"Ketika perekonomian-perekonomian yang sudah dikenal hebat sejak dahulu tersebut mencapai tingkat perkembangan di China saat ini, mereka juga mengalami penurunan tajam dalam pertumbuhan belanja konsumen," kata Sharma.

Tanda-tanda terkini dari perlambatan konsumsi terpusat di sektor-sektor tertentu dan tidak boleh ditafsirkan secara berlebihan, menurut Sharma.

"Jika kita tinjau lebih jauh pengeluaran konsumen, pertumbuhan tampaknya akan melemah terutama pada sektor jasa, bukan barang," tulisnya. "Namun, ini juga sebagian menyesatkan. Jika kita memperhitungkan layanan yang disediakan oleh pemerintah China yang berbiaya rendah atau gratis, termasuk layanan kesehatan dan pendidikan, konsumsi meningkat secara signifikan sebagai bagian dari PDB."

Pewarta: Xinhua
Editor: Santoso
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.