Jakarta (ANTARA) - Hubungan antara OpenAI dan Microsoft dikabarkan memasuki titik kritis karena eksekutif OpenAI disebut-sebut tengah mempertimbangkan untuk secara terbuka menuduh Microsoft melakukan praktik anti-persaingan usaha selama masa kemitraan mereka.
Menurut laporan The Wall Street Journal yang mengutip sejumlah sumber anonim, dilansir dari Tech Crunch pada Rabu, OpenAI bahkan dikabarkan sempat mempertimbangkan untuk meminta tinjauan regulasi federal terhadap kontraknya dengan raksasa teknologi tersebut.
Langkah ini disebut sebagai bagian dari upaya OpenAI untuk melonggarkan ketergantungannya terhadap Microsoft, terutama dalam hal kepemilikan kekayaan intelektual dan sumber daya komputasi. Meski demikian, OpenAI tetap membutuhkan persetujuan Microsoft untuk menyelesaikan proses transformasinya menjadi entitas berbasis profit.
Baca juga: Nvidia dan OpenAI kerja sama dengan UEA kembangkan pusat data AI
Ketegangan antara keduanya semakin meningkat setelah muncul perselisihan terkait akuisisi OpenAI terhadap startup coding AI, Windsurf, senilai 3 miliar dolar AS. OpenAI dikabarkan tidak ingin Microsoft mendapatkan akses ke kekayaan intelektual Windsurf, yang berpotensi memperkuat alat AI milik Microsoft sendiri yaitu GitHub Copilot.
Microsoft sebelumnya berperan besar dalam mendorong pertumbuhan awal OpenAI, namun dalam beberapa bulan terakhir, hubungan kedua perusahaan itu dikabarkan memburuk. OpenAI bahkan disebut mulai mengurangi ketergantungannya terhadap layanan cloud milik Microsoft.
Laporan The Information beberapa waktu lalu menyebut OpenAI menargetkan pada 2030 sekitar 75 persen kapasitas komputasi pusat datanya berasal dari Stargate yakni sebuah proyek yang diperkirakan akan banyak didanai oleh SoftBank, salah satu pendukung finansial terbaru OpenAI.
Baca juga: OpenAI pertimbangkan bangun pusat data di Uni Emirat Arab
Peralihan ini akan menjadi langkah besar menjauh dari Microsoft. Namun, perubahan ini tidak akan terjadi secara instan. OpenAI masih berencana meningkatkan pengeluarannya untuk pusat data milik Microsoft dalam beberapa tahun mendatang.
Selama periode transisi tersebut, biaya operasional OpenAI diprediksi akan melonjak tajam. OpenAI memproyeksikan akan membakar dana hingga 20 miliar dolar AS pada 2027, jauh lebih tinggi dibandingkan sekitar 5 miliar dolar AS pada 2024.
Menjelang 2030, biaya menjalankan model AI diperkirakan akan melampaui biaya pelatihan mode, menunjukkan perubahan signifikan dalam struktur pengeluaran perusahaan.
Baca juga: OpenAI ingin libatkan pemerintah negara dalam bangun infrastruktur AI
Baca juga: OpenAI akan kurangi porsi pendapatan yang dibagikan ke Microsoft
Penerjemah: Farhan Arda Nugraha
Editor: Siti Zulaikha
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.