Kami mengimbau masyarakat untuk selalu menyediakan masker atau penutup hidung dan mulut

Ternate (ANTARA) - Aktivitas vulkanik Gunung Dukono di Kabupaten Halmahera Utara, Provinsi Maluku Utara (Malut) terus menunjukkan peningkatan dan dalam kurun waktu kurang dari 12 jam, gunung api yang dikenal aktif ini dilaporkan mengalami dua kali erupsi.

"Gunung Dukono erupsi tadi dengan ketinggian kolom abu teramati setinggi 1.500 meter," kata Petugas Pos Pengamatan Gunung Api (PGA) Dukono di Halmahera Utara Bambang Sugiono, dalam keterangan tertulis yang diterima ANTARA di Ternate, Rabu.

Dia mengatakan, dua kali erupsi itu masing-masing memuntahkan kolom abu setinggi 1.200 meter dan erupsi kedua terjadi pada Rabu sore sekitar pukul 17.00 WIT, dengan tinggi kolom abu mencapai 1.500 meter di atas puncak.

Kolom abu yang dimuntahkan dalam erupsi sore hari tersebut terlihat berwarna putih dengan intensitas tebal dan condong ke arah barat laut, mengikuti arah angin.

Aktivitas itu juga terekam jelas pada alat seismograf Pos PGA Dukono, yang mencatat amplitudo maksimum sebesar 34 milimeter dengan durasi gempa letusan selama 51,10 detik.

Baca juga: Gunung Dukono erupsi,abu vulkanik capai 1.200 meter dari puncak

Baca juga: Badan Geologi keluarkan rekomendasi erupsi Semeru - Dukono Jumat pagi

Sebelumnya pada pagi hari, sekitar pukul 07.24 WIT, Gunung Dukono juga mengalami erupsi dengan kolom abu yang membumbung setinggi 1.200 meter. Kolom abu pagi hari itu juga mengarah ke barat laut dan memiliki intensitas yang cukup tebal, dengan amplitudo maksimum 32 mm dan durasi 76,07 detik.

Bambang menyatakan bahwa hingga saat ini, Gunung Dukono yang memiliki ketinggian 1.087 meter di atas permukaan laut masih berada pada Status Level II atau Waspada. Status ini mengindikasikan bahwa gunung tersebut sedang mengalami peningkatan aktivitas vulkanik dan potensi erupsi bisa terus terjadi.

Mengingat tingginya intensitas aktivitas vulkanik dan potensi bahaya yang ditimbulkan, masyarakat di sekitar Gunung Dukono serta para pengunjung dan wisatawan kembali diimbau untuk tidak melakukan aktivitas apapun dalam radius 4 kilometer dari Kawah Malupang Warirang.

"Karena letusan dengan abu vulkanik secara periodik terjadi dan sebaran abu mengikuti arah dan kecepatan angin, sehingga area landaan abunya tidak tetap," ujar Bambang menegaskan.

Selain itu, pihak Pos PGA juga meminta agar masyarakat selalu mengantisipasi dampak buruk dari abu vulkanik, terutama bagi kesehatan pernapasan.

"Kami mengimbau masyarakat untuk selalu menyediakan masker atau penutup hidung dan mulut yang dapat digunakan sewaktu-waktu, guna melindungi diri dari bahaya abu vulkanik yang dapat mengganggu sistem pernapasan," ujarnya.

Baca juga: PGA minta masyarakat patuhi larangan mendaki Gunung Dukono

Baca juga: PGA Dukono catat sebanyak 252 kali terjadi letusan

Erupsi Gunung Dukono merupakan bagian dari siklus alami gunung api yang aktif. Namun, dengan terjadinya dua kali letusan dalam sehari, masyarakat diharapkan tetap waspada dan mengikuti arahan resmi dari Badan Geologi maupun BPBD setempat.

Hingga berita ini diturunkan, belum ada laporan mengenai korban jiwa maupun gangguan penerbangan akibat sebaran abu vulkanik, namun pemantauan intensif terus dilakukan oleh pihak berwenang.

Gunung Dukono merupakan salah satu gunung api paling aktif di Indonesia dan tercatat telah mengalami letusan hampir tanpa jeda sejak awal abad ke-20.

Apalagi, dengan potensi letusan yang sewaktu-waktu dapat meningkat, kesadaran dan kesiapsiagaan masyarakat menjadi faktor penting dalam mitigasi bencana di kawasan sekitar gunung.

Baca juga: Akibat erupsi, 10 penerbangan dari Kupang dibatalkan

Baca juga: BNPB: Tak ada korban jiwa dari erupsi Lewotobi berlontar kerikil

Baca juga: BNPB: Dampak erupsi Lewotobi meluas, jumlah pengungsi bertambah

Pewarta: Abdul Fatah
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.