Jakarta (ANTARA) - Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati menilai ketidakpastian global saat ini berpotensi memicu pergeseran yang permanen, maka ia memperkuat Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) untuk bisa meredam tekanan ke depan.
“Kita menyaksikan ketidakpastian yang akan lebih permanen, karena sifat dari ketidakpastian itu sendiri bukan karena situasi yang sifatnya temporer, tetapi lebih suatu pergeseran yang mungkin jangka menengah-panjang,” kata Sri Mulyani dalam Economic Update 2025 di Jakarta, Rabu.
Tarif perdagangan resiprokal Amerika Serikat (AS), misalnya, yang menetapkan kebijakan secara unilateral terhadap semua mitra dagang. Menurut Sri Mulyani, kebijakan itu bukan hanya karena alasan domestik, tetapi juga merupakan upaya membentuk ulang tata kelola global.
Baca juga: Kemenkeu salurkan langsung tunjangan guru, terealisasi Rp16 T per Juni
Banyak negara berharap penyelesaian sengketa bisa dilakukan melalui World Trade Organization (WTO). Namun, kata Sri Mulyani, WTO kini tidak berfungsi secara efektif.
Sementara, ketika persoalan global diselesaikan secara bilateral, pihak yang subordinat akan berada dalam posisi tidak terlindungi.
“Ini yang saya sebut ketidakpastian secara global sekarang menyentuh faktor fundamental, yaitu mengenai bagaimana ekonomi suatu negara harus berinteraksi dengan satu sama lain,” ujarnya.
Baca juga: Menkeu: RI utamakan keberlanjutan dan inklusivitas dalam pembangunan
Dalam sistem ekonomi saat ini, hampir tidak ada negara yang benar-benar tertutup (closed economy). Semua perekonomian saling terhubung, baik dalam yurisdiksi masing-masing maupun lintas negara. Sedangkan dalam interaksi tersebut, perbedaan kepentingan, sengketa, hingga konflik akan terus bermunculan.
“Jadi pertanyaannya, bagaimana membentuk sebuah mekanisme penyelesaian situasi hari ini, di mana rezim unilateral menjadi dominan dan dikombinasikan dengan masalah keamanan serta politik yang menyebabkan dunia akan terus berada dalam situasi bersitegang?” kata dia lagi.
Pewarta: Imamatul Silfia
Editor: Zaenal Abidin
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.