New York (ANTARA) - Wakil Tetap Republik Islam Iran untuk Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) Amir-Sa'eed Iravani menegaskan bahwa rezim Zionis Israel, bukan Iran, adalah pihak yang memicu perang setelah mendapat persetujuan dari Amerika Serikat.
Dalam pernyataan yang disampaikan dalam rapat Dewan Keamanan PBB terkait Asia Barat yang berfokus pada isu Suriah, Iravani memperingatkan bahwa agresi Israel terhadap Iran tak boleh dibiarkan berlarut-larut.
Ia menegaskan bahwa Teheran tak akan ragu dalam membela kedaulatan, keutuhan wilayah, dan rakyatnya.
Wakil Iran untuk PBB itu menyebut agresi Israel sebagai pelanggaran terang-terangan terhadap Piagam PBB dan nilai-nilai dasar hukum internasional.
Serangan teror tersebut telah berdampak pada infrastruktur sipil dan fasilitas pengembangan nuklir untuk tujuan damai yang diawasi Badan Energi Atom Internasional (IAEA), kata Iravani, sembari memperingatkan bahwa keberlanjutan serangan Israel akan membawa konsekuensi yang besar.
Baca juga: Serba serbi - Kondisi terkini memanasnya konflik maut Iran-Israel
Iravani bersikukuh bahwa Iran memiliki hak yang sah untuk membela diri berdasarkan Pasal 5 Piagam PBB.
Ia menambahkan bahwa respons Iran terhadap serangan Israel sepenuhnya bersifat membela pertahanan diri, terbatas, proporsional, serta hanya mengincar fasilitas militer dan ekonomi.
Sembari menepis argumen Israel bahwa mereka sekadar membela diri, Iravani memperingatkan toleransi terhadap dalih tersebut akan mencoreng prinsip dasar Piagam PBB terkait larangan penggunaan ancaman atau kekerasan dalam hubungan internasional.
"Pengalaman pahit di Gaza, Lebanon, Suriah, dan Yaman sekali lagi menunjukkan bahwa DK PBB telah gagal menjalankan tugasnya yang paling mendasar dan gagal menahan pihak penyerang," kata Iravani saat mengecam sikap standar ganda beberapa negara Barat, seperti AS, Inggris, dan Prancis.
Sumber: IRNA-OANA
Baca juga: G7 kecam Iran sebagai sumber ketidakstabilan, tetapi dukung Israel
Baca juga: Iran jawab ultimatum Trump: 'Kami tidak akan menyerah'
Penerjemah: Nabil Ihsan
Editor: M Razi Rahman
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.