Jakarta (ANTARA) - Kementerian Sosial mengirimkan bantuan logistik untuk para korban erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki di Nusa Tenggara Timur (NTT).

"Melakukan pendistribusian logistik untuk pemenuhan kebutuhan dasar korban bencana alam yang bersumber dari gudang pusat di gudang Sentra Efata di Kupang, dan gudang Dinas Sosial Kabupaten Flores Timur, serta belanja langsung sesuai kebutuhan di lapangan," kata Menteri Sosial Saifullah Yusuf atau Gus Ipul di Jakarta, Rabu.

Bantuan itu disalurkan melalui sentra dan dinas sosial setempat.

"Di mana barang-barang yang kita kirim dari Kupang, insya Allah hari ini sudah berada di sana," kata Gus Ipul.

Total nilai bantuan yang disalurkan mencapai Rp4,8 miliar.

Bantuan logistik ini terdiri atas makanan, makanan anak, tenda, selimut, hingga family kit.

Selain itu, Kemensos juga mengerahkan Tim Siaga Bencana (Tagana) untuk melakukan asesmen korban, membantu evakuasi korban ke tempat aman, dan mendirikan shelter darurat dan layanan dapur umum lapangan.

"Ada 45 anggota Tagana yang terlibat di lapangan. Dan dalam pelaksanaannya tentu berkoordinasi dengan BPBD setempat, dengan bupati atau wali kota atau pemerintah daerah," kata Gus Ipul.

Baca juga: KSOP Labuan Bajo bentuk posko antisipasi dampak erupsi Lewotobi
Baca juga: Lansia jadi prioritas penanganan erupsi Gunung Lewotobi

Sementara dapur umum lapangan yang didirikan Kemensos berada di tujuh titik, antara lain dapur umum Brimob di Desa Konga, Dapur Umum Tagana Desa Kongan, Dapur Umum Desa Bokang, Dapur Umum Desa Lowolaga, Dapur Umum Desa Ile Gerong, Dapur Umum Desa Kanada atau Kobasoma, dan Dapur Umum Desa Eputobi.

"Dengan jumlah produksi sebanyak rata-rata per hari, jumlahnya kurang lebih 18 ribu bungkus (makanan) untuk para pengungsi dan juga para relawan yang ada di sana," ujar dia.

Gunung Lewotobi Laki-laki kembali erupsi pada Selasa (17/6) pukul 17.35 WITA.

Peristiwa ini terekam di seismogram dengan amplitudo maksimum 47,3 mm dengan durasi lebih kurang 6 menit 53 detik.

Erupsi ini menciptakan kolom abu setinggi 10.000 meter atau 10 kilometer dari atas puncak kawah.

Hujan material vulkanik berupa abu, pasir, dan batuan kerikil juga dilaporkan jatuh hingga ke wilayah permukiman yang berada di luar radius Kawasan Rawan Bencana (KRB), seperti Desa Boru, Desa Hewa, dan Desa Watobuku.

Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) telah mengevakuasi warga dari satu desa pada Selasa (17/6). Hingga kini, belum ada laporan mengenai jumlah korban maupun kerusakan yang ditimbulkan.

Baca juga: Kemenhub siapkan alternatif transportasi laut dampak erupsi Lewotobi
​​​​​​​
Baca juga: Penerbangan di Bandara Lombok terdampak abu vulkanik Gunung Lewotobi

Pewarta: Anita Permata Dewi
Editor: Riza Mulyadi
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.