Jakarta (ANTARA) - Psikolog klinis anak dan remaja lulusan Universitas Padjajaran Michelle Brigitta Shanny M.Psi, Psikolog mengatakan aspek perkembangan kognitif serta perkembangan motorik kasar dan halus menjadi penilaian yang bisa diperhatikan untuk anak siap sekolah.
“Kalau perkembangan kognitif untuk masuk sekolah ini mencakup kemampuan anak untuk berpikir kritis, fokus atau konsentrasi, mengingat, dan memecahkan masalah sederhana. Ini adalah salah satu aspek kesiapan belajar yang sangat penting agar anak bisa mengikuti kegiatan belajar dan aktivitas di kelas dengan baik,” kata Michelle kepada ANTARA, Rabu.
Michelle mengatakan kesiapan kognitif membantu anak untuk ingat dan paham instruksi atau informasi penting, serta menghubungkan informasi baru dengan pengalaman sebelumnya.
Kesiapan fokus juga bisa dilihat apakah anak bisa tetap berada dalam posisinya dalam rentang waktu delapan sampai 15 menit untuk anak usia empat sampai tujuh tahun. Michelle juga mengatakan, anak juga harus bisa menerima instruksi sederhana dan fokus mengerjakan perintah yang disampaikan guru.
Baca juga: Selain usia, ini yang perlu dipersiapkan saat anak masuk sekolah
“Bisa juga lihat dari apakah dia bisa nyelesain aktivitasnya sampai selesai, misal di tengah-tengah aktifitas anak ini mulai teralih fokusnya tapi ketika diarahkan kembali untuk kerjain lagi tugasnya dia bisa,” kata psikolog di Vajra Gandaria ini.
Menyiapkan fokus anak juga bisa dilatih dengan rajin bercerita dengan anak agar ia bisa menyimak cerita dari orang-orang terdekat dan bisa memilah mana yang harus difokuskan dan mana yang bisa diabaikan.
Sementara itu motorik kasar juga penting untuk dibangun agar anak nantinya bisa belajar, bermain dan mandiri di lingkungan sekolah. Kesiapan ini juga nantinya berkaitan dengan kemampuan sosialnya ketika berinteraksi saat bermain, loncat, melempar dan lainnya.
“Kalau dia belum mulai matang motorik kasarnya, bisa muncul konflik misalnya ada kemungkinan teman-temannya jadi gak mau main bola bareng sama dia, motorik kasar yang matang bisa membantu anak mengikuti aktivitas fisik sekolah dan menjaga ketahanan tubuh selama hari belajar,” katanya.
Baca juga: Psikolog: Sistem ranking tak terlalu diperlukan untuk penilaian siswa
Selain motorik kasar, motorik halus juga menjadi dasar anak siap sekolah yang nantinya berhubungan dengan memegang alat tulis, menggunting, serta mendukung kemandirian anak dengan bisa membuka botol, mengancing baju sendiri atau buka tutup resleting atau kotak makan.
Sementara itu, Michelle mengingatkan orang tua untuk menjalin komunikasi dengan guru untuk memantau perkembangan anak secara menyeluruh, baik dari aspek akademik, sosial, maupun emosional.
Luangkan waktu juga untuk mendengar cerita anak terkait kegiatan di sekolah agar orang tua bisa menangkap dinamika yang dirasakan anak seperti perubahan suasana hati, semangat belajar atau pola bermain.
Jika perlu orang tua juga dapat bekerja sama dengan psikolog sekolah untuk melakukan asesmen perkembangan secara berkala.
Baca juga: Ahli psikologi: Wawasan komprehensif bentuk anak yang toleran
Baca juga: Psikolog UI sebut pentingnya pemahaman moral anak hindari perundungan
Pewarta: Fitra Ashari
Editor: Mahmudah
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.