Sydney (ANTARA) - Hampir satu dari empat siswa sekolah menengah mengalami tekanan psikologis serius, dengan depresi dan kecemasan yang melonjak seiring mereka melewati masa remaja, demikian temuan sebuah penelitian di Australia.
Anak perempuan mengalami tingkat tekanan, kecemasan, dan depresi yang lebih tinggi daripada anak laki-laki sejak awal sekolah menengah, dengan gejala yang memburuk lebih cepat seiring waktu, terutama di antara mereka yang berasal dari latar belakang yang kurang beruntung, menurut rilis dari Asosiasi Kesehatan Masyarakat Australia (Public Health Association of Australia/PHA) pada Rabu (18/6).
Penelitian ini melibatkan lebih dari 6.600 siswa dari 71 sekolah, menyurvei mereka setiap tahun dari Kelas 7 hingga Kelas 10.
Pada Kelas 10, hampir 30 persen remaja Australia yang disurvei menunjukkan tanda-tanda depresi berat, dan hampir satu dari empat orang melaporkan tekanan psikologis yang tinggi atau kecemasan sedang hingga berat, kata rilis tersebut.
Prevalensi masalah kesehatan mental "sangat umum dan mengkhawatirkan", dan gejalanya memburuk seiring bertambahnya usia siswa, kata penulis utama penelitian itu, Scarlett Smout, dari Pusat Matilda untuk Penelitian Kesehatan Mental dan Penggunaan Zat di Universitas Sydney.
Diterbitkan di Australian and New Zealand Journal of Public Health (ANZJPH), penelitian ini menyoroti kebutuhan mendesak akan program pencegahan dan dukungan yang ditargetkan untuk anak perempuan dan remaja yang kurang beruntung, menyebut kesehatan mental remaja sebagai krisis kesehatan masyarakat yang terus meningkat dan menekankan pentingnya peningkatan penelitian dan investasi dalam pencegahan.
Asosiasi Kesehatan Masyarakat Australia akan menyelenggarakan konferensi baru bertema Pencegahan dan Promosi Kesehatan Mental pada Maret 2026, yang bertujuan untuk meningkatkan pemahaman dan solusi terhadap tantangan kesehatan mental pada remaja.
Pewarta: Xinhua
Editor: Ade irma Junida
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.