Jakarta (ANTARA News) - Pembunuh seorang wanita di Tebet, Jakarta Selatan, mengaku telah mengakhiri riwayat hidup si wanita karena sang wanita mengejeknya bau badan selagi kedua orang ini bercinta.

Menurut Science Daily, bagi  kebanyakan orang, bau badan memang sangat mengganggu kehidupan sehari-hari si penderitanya.

Bau pada badan itu disebabkan oleh bakteri pada kulit yang secara alamiah mengeluarkan molekul-molekul tersembunyi yang terkandung dalam keringat.

Science Daily melaporkan, para peneliti dari Universitas York bersama dengan Unilever telah meneliti mikrobioma ketiak dan telah mengidentifikasi serangkaian enzim unik pada bakteri Staphylococcus hominis yang efektif mengurai molekul-molekul keringat menjadi senyawa tioalkohol yang menjadi komponen utama pencipta bau menyengat pada tubuh.

Lewat penelitian yang hasilnya disampaikan pada Konferensi Tahunan Mikrobilogi Umum di Birmingham, Inggris, akhir Maret lalu, para peneliti mengkaji sekitar 150 bakteri yang diisolasi dari sampel-sampel kulit untuk menghasilkan malodorant (bau menyengat pada tubuh).

Para peneliti kemudian mengidentifikasi gen-gen yang menyandikan protein-protein yang berfungsi menghasilkan tioalkohol yang berbau tajam yang bentuknya sangat kecil sekitar sepertriliunnya.

Satu gen khas ditemukan pada bakteri Staphylococcus hominis yang juga ditemukan pada dua spesies Staphylococcus lainnya yang juga penghasil trialkohol yang kuat.

Untuk memastikan gen-gen ini berperan dan cukup dalam memproduksi bau menyengat, para peneliti memindahkan gen-gen ini ke laboratorium bakteri Escherichia coli, yang dapat menghasilkan bau badan saat tumbuh dalam molekul-molekul keringat manusia.

Dr Dan Bawdon dari Universitas York yang mengepalai riset ini berkata, "Penelitian ini telah secara signifikan memajukan pemahaman kita mengenai proses biokimia khusus yang turut memproduksi bau badan."

"Yang mengejutkan adalah jalur bau badan ini diatur hanya oleh sejumlah kecil dari begitu banyak spesies bakteri yang tinggal dalam ketiak."

"Kami telah membuka kemungkinan menghambat pembentukan bau badan dengan memanfaatkan senyawa-senyawa yang dirancang untuk menyasar protein-protein tertentu yang mengendalikan pembebasan malodorant (penghasil bau badan menyengat)."

Memang sudah lama diketahui tioalkohol-tioalkohol terlibat dalam produksi bau badan, namun sedikit yang mengetahui bagaimana tioalkohol-tioalkohol ini dihasilkan oleh bakteri dalam ketiak.

Deodoran biasa dan antiperspiran bekerja dengan membunuh secara acak bakteri ketiak atau dengan menahan kelenjar keringat tubuh.

Para peneliti berharap penelitian baru ini bisa dimanfaatkan untuk menghasilkan senyawa-senyawa yang secara khusus menyasar produksi tioalkohol sehingga mikrobioata ketiak utuh.

Dr Gavin Thomas dari Jurusan Biologi Universitas York berkata, "Memahami secara rinci molekul dalam proses yang sehari-hari terjadi pada ketiak kita yang sangat tergantung pada bakteri adalah sungguh menyenangkan."

Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2015