Nanti kita kawal dan kita sterilisasi baik darat maupun udara. Kita akan antar sesuai kondisi cuaca, kalau cuaca bagus pakai udara. Tapi kalau tidak bagus bisa pakai kereta dan bus,"
Jakarta (ANTARA News) - Pada 19-24 April, Indonesia akan menjadi tuan rumah bagi pelaksanaan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Asia Afrika ke-60 yang akan berlangsung di DKI Jakarta dan Bandung, Jawa Barat.

Panitia mengundang 109 negara Asia Afrika, 17 negara pengamat, dan 20 organisasi internasional untuk berpartisipasi.

Tak kurang dari 35 kepala negara dan pemerintahan mengonfirmasi hadir dalam konferensi berkelas internasional tersebut.

KAA 2015 akan dimulai dengan pertemuan pejabat tinggi (SOM) di Jakarta pada 19 April dan pertemuan tingkat menteri pada 20 April, kemudian dilanjutkan dengan Konferensi Tingkat Tinggi KAA akan berlangsung di Jakarta pada 22-23 April.

Rangkaian peringatan 60 tahun KAA akan berakhir pada 24 April di Bandung di mana para kepala negara dan kepala pemerintahan akan melakukan jalan kaki historis atau historical walk dari Hotel Savoy Homman ke Gedung Merdeka.

Untuk mendukung perhelatan akbar tersebut, berbagai upaya terus dilakukan terutama yang berkaitan dengan pengamanan tempat dan akses menuju acara, serta keselamatan delegasi.

Pada Rabu (8/4), Polda Metro Jaya mengadakan Apel Gelar Pasukan Pengamanan KAA ke-60 yang di kawasan Monumen Nasional (Monas), Jakarta Pusat.

"Sebanyak 4.236 personel kepolisian disiapkan untuk mengamankan KAA, terdiri atas satgas Polda Metro Jaya, satgas polres, dan satgas Brimob Polri," kata Kepala Polda Metro Jaya Inspektur Jenderal Polisi Unggung Cahyono usai memimpin apel.

Ia mengatakan bahwa sebelumnya anggota tim pengamanan KAA telah melakukan berbagai kegiatan diantaranya latihan "tactical floor game" (TFG) pada saat rakernis di SPN Polda Metro Jaya, lalu kegiatan gladi lapang untuk mengecek kesiapan lapangan mulai dari penggal jalur dan tempat-tempat yang dianggap rawan seperti jembatan penyeberangan orang serta "fly over" di jalur Bandara Soekarno Hatta-JCC dan Bandara Halim Perdanakusuma-JCC.

"Kita juga siapkan pengamanan di 18 obyek penginapan (hotel) dan 13 gedung tinggi dengan koordinasi dari Polda Metro dan Kodam Jaya," tuturnya.

Dalam apel tersebut, Irjen Unggung mengecek kesiapan pasukan terutama yang berkaitan dengan penampilan dan sikap prajurit.

"Kemarin sudah dilakukan pengecekan terhadap alat-alat seperti barrier, water canon, serta kendaraan roda dua untuk melakukan patroli maupun pengamanan," katanya.

Dari total sekitar 4.000 prajurit tersebut,maka 3.000 orang di antaranya merupakan personel Brimob yang terdiri atas pasukan pengendali huru hara, unit antianarkis, "sniper" atau penembak jitu, penjinak bom dan satuan dari intelijen.

"Sebanyak 500 personel diperbantukan ke Polda Metro Jaya, 2.500 orang stand by di Mako Brimob sehingga bila sewaktu-waktu dibutuhkan, siap dikerahkan," kata Kepala Bagian Operasional Korps Brimob Polri Kombes Pol Leo Bona Lubis di Depok, Jawa Barat, Selasa (14/4).

Sementara untuk pengamanan di Bandung, anggota Brimob yang dikerahkan yakni sebanyak 1.015 personel dari Polda Jabar dan 400 orang Brimob dari Polda Metro Jaya.

Selain kepolisian, pengamanan KAA juga akan didukung oleh TNI dengan mengerahkan sebanyak 16.631 personelnya.


Komando Gabungan

Panglima TNI Jenderal TNI Moeldoko dalam Apel Gelar Pasukan di kawasan silang Monas, Jakarta, Rabu (15/4) menjelaskan, dari total kekuatan personel TNI pada pelaksanaan pengamanan VVIP KAA ke-60 tahun 2015, sebanyak 300 orang merupakan Komando Gabungan Pengamanan (Kogabpam).

Kemudian sebanyak 500 orang dari Kosatgapam TNI, 4.256 orang dari Satgaspam VVIP, 3.550 orang dari Satgas Pamwil-1, sebanyak 3.150 orang dari Satgas Pamwil-2.

Serta, sebanyak 5.416 orang dari Satgaspam VIP-1, sebanyak 3.136 orang dari Satgaspam VIP, dan sebanyak 2.750 orang dari Satgas Passus.

Pasukan pengamanan juga didukung oleh 1.000 orang Satgas Laut, sebanyak 600 orang dari Satgas Hanud, sebanyak 1.300 orang dari Satgas Udara (Koopsau-I), sebanyak 762 orang dari Satgas Intel, 150 orang Satgas Kodam II/Sriwijaya, 150 orang Satgas Kodam IV/Diponegoro dan 750 orang dari Pasukan Standby Force.

Menurut Panglima, tujuan gelar pasukan pengamanan wilayah untuk mengecek secara fisik tentang kesiapan personel, materiil dan alutsista dari masing-masing satuan yang terlibat langsung dalam pengamanan KTT KAA tahun 2015 baik dari segi kuantitas maupun kualitas.

Selain itu, apel gelar Pasukan ini juga bertujuan untuk mengetahui secara langsung tentang keadaan dan hambatan yang dihadapi setiap satuan yang mendapat tugas dan tanggung jawab pengamanan. Dimulai dari kedatangan delegasi peserta, kedatangan kepala negara- pemerintahan dan pada saat berlangsungnya KTT sampai dengan kepulangan.


Pertimbangan

Banyaknya kepala negara dan pemerintahan yang harus diamankan, serta situasi keamanan global yang oleh sejumlah negara peserta KAA dinilai kurang kondusif, menjadikan salah satu pertimbangan TNI untuk membentuk Komando Gabungan Pengamanan VVIP.

Komando tersebut terdiri atas satuan Paspampres diperkuat dengan unsur-unsur TNI-Polri yang didukung oleh satgaspam wilayah yang melaksanakan pengamanan di lapis luar (ring-II dan III) dan satgaspam khusus yang melaksanakan kegiatan pengamanan tidak langsung di tempat yang digunakan oleh VVIP.

Tak hanya mengerahkan puluhan ribu personelnya, TNI juga mengerahkan sejumlah alat utama sistem senjata seperti pesawat tempur dan kapal perang untuk pengamanan KAA.

"TNI telah menyiapkan sejumlah kekuatan sesuai kebutuhan di Jakarta dan Bandung. Semuanya telah terorganisasi dengan baik. Prajurit dilatih sebelumnya dengan detail. Semua perlengkapan dipenuhi," katanya.

Moeldoko juga menyatakan akan menyiapkan sejumlah "sniper" di beberapa titik khusus untuk mengawal kepala negara yang hadir.

"Semua itu untuk memberikan rasa aman dan nyaman. Yang menjadi prioritas sehingga masyarakat yang tidak terlibat secara langsung, juga bisa menjalankan kehidupan seperti biasanya," katanya.

Hal itu merupakan standar baku pengamanan kepala negara dan tidak boleh dikurangi, bahkan mungkin nanti juga ada jalan yang terganggu, sehingga pihaknya memohon maaf.

Guna mengawal perjalanan para kepala negara dari Jakarta menuju Bandung, TNI juga menyiapkan transportasi baik darat maupun udara. Saat ini TNI juga tengah menyiapkan sejumlah transportasi untuk mengangkut ratusan kepala negara tersebut.

"Nanti kita kawal dan kita sterilisasi baik darat maupun udara. Kita akan antar sesuai kondisi cuaca, kalau cuaca bagus pakai udara. Tapi kalau tidak bagus bisa pakai kereta dan bus," tuturnya.

Selain itu, lanjut Moeldoko, TNI juga sudah berkoordinasi dengan pengawal presiden tiap negara. Pihaknya sudah melakukan komunikasi dengan baik dengan seluruh staf pengamanan kepala negara yang akan hadir.

"Ada standar jelas yang harus dikomunikasikan. Contohnya kepala negara bawa pesawat kita sudah tentukan parkir pesawatnya. Apakah dia bawa senjata, siapa saja yang pegang, itu semua sudah kita tanyakan," katanya.

Terkait dengan pengamanan Ring I di Jakarta dan Bandung, TNI AU yang akan lebih fokus mengemban tugas tersebut.

"Ring I pengamanannya dari TNI AU, jadi kita sudah menempatkan orang-orang, nanti ring 2 dan 3 ada Kepolisian dan Angkatan Darat (AD) serta yang lain," kata Kepala Staf TNI Angkatan Udara (KSAU), Marsekal TNI Agus Supriatna, usai memimpin acara HUT TNI AU ke-69 di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta, Kamis (9/4).

Agus menyebutkan, pengamanan udara akan menjadi wilayah yang termasuk harus disterilisasi satu jam sebelum dan sejam sesudah tamu negara lain tiba di Indonesia. Oleh karena itu, pihaknya menginstruksikan personelnya guna melakukan patroli dengan pesawat-pesawat yang dimiliki oleh TNI AU.

"Semua sudah diatur sesuai dengan jadwal, mana (tamu) yang pertama, kedua, semua sudah ada time schedule. Kalau pergerakan satu jam mungkin satu jam sebelum dan sesudah itu harus di tutup (lalu lintas udara)," imbuhnya.

Selain itu, katanya, personelnya juga akan disiagakan di wilayah udara perbatasan Indonesia.

TNI AU juga menyiapkan satu flight (empat buah) pesawat tempur

F-16 untuk menjaga jalannya KTT Asia Afrika di Jakarta dan Bandung.

"Di ring luar, seperti di Madiun, Jogja, dan Solo kami siagakan pesawat Sukhoi. Untuk ring satu kami siagakan F-16," kata Agus.

Selain pesawat tempur, pihaknya juga menyiagakan helikopter Super Puma, Pesawat Kolibri, dan Boeing untuk mengangkut kepala negara dari Jakarta ke Bandung.

"Sniper juga kami siagakan di helikopter, untuk menetralisisasi jalur darat," ujarnya.

Sementara itu, Kepala Staf TNI Angkatan Laut (KSAL), Laksamana TNI Ade Supandi mengatakan, pihaknya juga menyiapkan kapal perang untuk melakukan pencegatan di daerah yang dianggap bisa menjadi akses masuknya ancaman, seperti di daerah Selat Sunda dan laut Jawa.

"Kami juga siapkan kapal korvet, kapal patroli, LPD, dan kapal escape. Pasukan katak juga disiagakan sebanyak dua tim," ucapnya.

KSAL menambahkan, TNI AL juga menyiapkan 1.200 personel, helikopter Bell 412 dan satu pesawat intai maritim untuk menjaga wilayah keamanan laut.

"Mulai hari ini sudah operasi ke pantai selatan," tuturnya.

Tak hanya Polri dan TNI, Dinas Sosial (Dinsos) DKI Jakarta pun turut mendukung upaya pengamanan dan penertiban Kota Jakarta jelang KAA ke-60 dengan mengerahkan 333 petugas Pelayan, Pengawasan dan Pengendalian Sosial (P3S).

"Pengamanan ini difokuskan untuk menertibkan para penyandang masalah kesejahteraan sosial (PMKS) yang ada di seluruh wilayah Ibu Kota," kata Kepala Dinsos DKI Jakarta, Masrokhan saat memberi pengarahan kepada petugas P3S di Kantor Dinsos DKI Jakarta, Jakarta Pusat, Rabu (15/4).

Selain dari Dinsos, petugas P3S ini juga berasal dari suku dinas sosial yang berasal dari lima wilayah administrasi Ibu Kota.

"Dinsos DKI Jakarta juga akan melakukan koordinasi dan kerja sama dengan Satuan Polisi Pamong Praja Provinsi DKI Jakarta," ujar dia.

Ada pun wilayah yang menjadi lokasi pengawasan dan penertiban PMKS adalah di sepanjang Jalan Sudirman-Jalan Thamrin, Jalan Gatot Subroto, Jalan Medan Merdeka dan wilayah Kuningan.

Masrokhan melanjutkan, para petugas P3S sudah mulai ditempatkan di titik-titik yang telah ditentukan mulai hari Rabu (15/4) hingga tanggal 30 April 2015.

Menurut Kepala Dinsos Jakarta, dalam melaksanakan tugas, petugas P3S dilarang melakukan kekerasan dalam bentuk apa pun baik lisan maupun tindakan.

"Petugas P3S harus selalu mengedepankan tindakan persuasif dan sesuai nilai-nilai kemanusiaan," katanya.

Selain itu, para pegawai Dinsos dibantu petugas P3S bersama Satpol PP, lanjut Musrokhan, juga akan memberikan sosialisasi kepada masyarakat terkait pengamanan ini.

"Kami akan melakukan sosialisasi kepada masyarakat, khususnya PMKS, agar tidak mengemis lagi di seluruh wilayah Jakarta," ujar dia.

Petugas P3S dan Satpol PP melakukan patroli dan pengawasan khususnya di wilayah yang dilalui oleh para tamu negara dan delegasi Konferensi Asia Afrika.


Harus sukses

Dalam Apel Gelar Pasukan di kawasan Monas, Jakarta, Rabu (15/4), Panglima TNI Jenderal Moeldoko menegaskan bahwa pelaksanaan KAA 2015 harus sukses karena menyangkut kewibawaan dan kehormatan bangsa Indonesia di mata Internasional.

Menurut dia, konferensi dengan lingkup internasional itu merupakan wujud aktualisasi semangat perjuangan Asia Afrika sejak tahun 1955 dalam menjawab setiap perkembangan dan tantangan yang dihadapi oleh masing-masing negara di kawasan Asia Afrika.

"Semua dijamin melalui kemitraan dan kerja sama yang konkret untuk melaksanakan pembangunan yang berkelanjutan," tuturnya.

Untuk itu, ia tidak akan membiarkan pihak mana pun mengganggu pelaksanaan KTT Asia Afrika (KAA) ke-60.

"TNI dan Polri tidak akan membiarkan pihak mana pun mengganggu pelaksanaan konferensi dan peringatan KAA. Sejauh ini persiapannya sudah berjalan baik," ungkapnya.

Moeldoko menginstruksikan seluruh unsur pimpinan dan segenap prajurit untuk tidak ragu-ragu dalam mengatasi permasalahan dan perkembangan situasi di lapangan.

"Dalam melaksanakan tugas, selalu pegang teguh prinsip netral, tegas dan profesional. Artinya, gunakan prosedur tetap dan etika dalam melaksanakan tindakan pengamanan, dengan selalu mengendalikan diri, menjaga emosi dengan baik dan tidak mudah terprovokasi," kata Moeldoko.

Kepada seluruh satuan jajaran TNI-Polri yang terlibat, diperintahkan untuk terus melakukan analisis terhadap setiap perkembangan situasi secara terkoordinasi dengan unsur intelijen BIN, Bais TNI dan unsur intelijen daerah.

Ia juga mengatakan segenap komponen bangsa Indonesia, termasuk masyarakat harus terlibat serta ikut bertanggung jawab atas suksesnya KAA.

"Karena acara ini akan menjadi salah satu etalase Indonesia bagi negara-negara di kawasan Asia dan Afrika, yang bisa menunjukkan prospektif kemajuan dan perkembangan Indonesia saat ini dan ke depan," katanya.

Menurut dia, dalam konteks hubungan internasional dan pada perspektif TNI-Polri, kehadiran pemimpin suatu negara dalam KAA, merupakan simbol negara.

"Mencerminkan kepentingan negara yang diwakili, sehingga kehadirannya harus diberikan jaminan keamanan," tegas Panglima.

Oleh sebab itu, ujarnya, apel gelar pasukan tersebut harus dapat memberikan keyakinan kepada pemerintah, bahwa setiap personil TNI-Polri telah bersinergi sesuai tugas dan tanggung jawab masing-masing.

(Y013/A011)

Oleh Yashinta Difa Pramudyani
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2015