Jakarta (ANTARA) - Kementerian Ekonomi Kreatif mengharap pelaku industri ekonomi kreatif bidang musik bisa semakin memperluas konektivitas mereka, terutama di Asia Tenggara, sehingga bisa membuka peluang distribusi musik lintas negara.

Wakil Menteri Ekonomi Kreatif Irene Umar saat audiensi dengan platform ekspor musik Asia Tenggara AXEAN Festival di Jakarta, Kamis, menyatakan festival independen berhasil membuka pintu distribusi musik lintas negara secara organik.

"Bukan hanya musisinya yang naik kelas, tetapi, juga seluruh ekosistem kreatif di sekitarnya, mulai dari penulis lagu, label, brand lokal, hingga penyedia teknologi dan produksi,” kata Irene.

Baca juga: Tiga band asal Taiwan akan meriahkan festival musik AXEAN 2024 di Bali

Festival musik juga dinilai sebagai instrumen ekonomi kreatif yang bisa di dorong dampaknya agar menjangkau pasar lebih luas.

“Yang kita butuhkan bukan hanya festival yang keren, tapi festival yang punya misi. Ketika ada kurasi, jejaring distribusi, dan kerja sama lintas sektor di dalamnya, itulah saat industri bisa tumbuh berkelanjutan,” kata Irene.

Kemenekraf juga membahas potensi kolaborasi jangka panjang dengan platform tersebut, apalagi beberapa musisi yang pernah tampil di acara yang digagas platform itu mendapat undangan tampin di panggung global seperti Fuji Rock (Jepang), Primavera Sound (Spanyol), dan ASEAN-India Music Festival (India).

Kementerian Ekraf memandang AXEAN sebagai platform strategis dalam memperkuat distribusi dan visibilitas karya musisi Indonesia, membangun kapasitas profesional industri, serta mempercepat laju ekspor subsektor musik. Kolaborasi ini sejalan dengan visi menjadikan ekonomi kreatif sebagai the new engine of growth, mesin baru pertumbuhan.

Salah seorang pendiri AXEAN Festival dan Fujirockers Indonesia Satria Ramadhan mengapresiasi masukan Wamen Ekraf Irene mengenai pentingnya memperkuat narasi tematik dalam festival yang bisa memberikan alur yang lebih kuat dan pengalaman yang lebih menyatu bagi pengunjung.

“Selain itu, dorongan untuk berkolaborasi dengan merek dan pelaku kreatif lokal membuka peluang agar festival ini tidak hanya membawa musik, tetapi, juga memperlihatkan keberagaman produk kreatif Indonesia ke mata dunia,” ujar Satria.

Baca juga: Kemenekraf dan dan komunitas jajaki peluang perluasan pasar ekraf

Baca juga: Pusat Riset USK: Pemprov Aceh perlu buat lembaga pemetaan ekraf lokal

Baca juga: USK: Mi Aceh dan ayam tangkap berpeluang jadi produk ekraf global

Pewarta: Fitra Ashari
Editor: Natisha Andarningtyas
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.