Jakarta (ANTARA) - Asosiasi Petani Kelapa Sawit Perusahaan Inti Rakyat (Aspekpir) bersama Badan Pengelola Dana Perkebunan (BPDP) memberi pelatihan ke para petani Kabupaten Rokan Hulu, Riau untuk memproduksi biochar berbahan dasar tandan kosong (tankos) sawit.
Ketua Umum Aspekpir Setiyono mengatakan kegiatan yang digelar di Desa Bono Tapung, Kecamatan Tandun, Kabupaten Rokan Hulu tersebut diikuti oleh puluhan petani kelapa sawit yang berasal dari sejumlah koperasi kelapa sawit yakni KUD Tani Sejahtera, Dayo Mukti, Karya Mukti, Makarti Jaya, dan KUD Bangkit Usaha Makmur.
Selain sebagai lumbung wawasan dalam memanfaatkan limbah sawit sebagai pupuk dan pembenahan tanah, lanjut dia dalam keterangannya di Jakarta, Kamis kegiatan "Praktek Pembuatan Biochar dari Tandan Kosong Sawit sebagai Pembenah Tanah dan Produk Bernilai Ekonomi Skala UKMK" tersebut juga menjadi peluang usaha bagi petani.
"Biochar ini berpotensi untuk menjadi produk ekonomis skala UKMK (usaha kecil menengah dan koperasi). Tentu juga dapat menambah penghasilan bagi petani," katanya.
Setiyono menambahkan Aspekpir ingin petani lebih kreatif dalam memanfaatkan limbah kelapa sawit seperti tankos untuk mendukung produktifitas kebun kelapa sawitnya.
Selain itu juga menekan kebutuhan dalam pemeliharaan seperti pupuk serta membuat peluang usaha bagi petani kelapa sawit untuk penghasilan tambahan.
Praktik pembuatan biochar kali ini, lanjutnya merupakan kegiatan kedua setelah pada Mei lalu sukses dilaksanakan di Desa Batang Batindih, Kabupaten Kampar.
Baca juga: Aspekpir harap penetapan kawasan hutan perhatikan perlindungan petani
Sementara itu Kepala Divisi UKMK BPDP Helmi Muhansah langkah yang dilakukan Aspekpir merupakan bentuk dukungan dalam sisi huluisasi yang juga tengah digenjot oleh pemerintah, yakni meningkatkan produksi kebun kelapa sawit masyarakat.
“Huluisasi saat ini menjadi fokus pemerintah selain hilirisasi kelapa sawit. Namun produk hilir tidak akan maksimal jika dari sektor hulu yakni ketersediaan TBS kelapa sawit tidak optimal," ujarnya.
Dia berharap kegiatan ini dapat benar-benar dimanfaatkan oleh petani, mulai dari praktik hingga penerapannya di kebun kelapa sawitnya.
"Bahkan kita sangat mendukung jika setelah kegiatan ada wujud produk yang bisa dihasilkan. Misalnya pupuk organik yang kemudian dapat diperjualbelikan skala UKMK oleh petani," katanya saat hadir lewat virtual zoom.
Kepala Dinas Peternakan dan Perkebunan (Kadisnakbun) Rokan Hulu CH Agung Nugroho mengapresiasi pelatihan yang diselenggarakan Aspekpir bersama BPDP karena sangat mendukung peningkatan wawasan SDM di perkebunan kelapa sawit.
Baca juga: Aspekpir kembangkan biochar dari tandan kosong sawit
“Peningkatan SDM sangat diperlukan sehingga dapat mendukung kelapa sawit berkelanjutan. Selain mendukung devisa negara juga mendorong kesejahteraan petani,” ujarnya.
Menurut dia pembuatan biochar oleh petani tidak akan mengalami kesulitan sebab bahan baku yakni tankos sangat banyak tersedia di Negeri Seribu Suluk ini apalagi Rohul memiliki 49 pabrik kelapa sawit (PKS) yang tentu menghasilkan limbah tankos.
“Tankos merupakan limbah padat terbesar. Tapi jadi sumber bahan baku yang dapat dimanfaatkan, salah satunya pupuk organik untuk pembenah tanah," katanya.
Oleh karena itu kegiatan pelatihan tersebut juga dapat dimanfaatkan petani dalam mencari alternatif dalam memenuhi kebutuhan pupuk organik untuk perawatan kebun kelapa sawitnya.
Pewarta: Subagyo
Editor: Adi Lazuardi
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.