Jakarta (ANTARA) - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menjadwalkan pertemuan dengan Gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT) Emanuel Melkiades Laka Lena pada pekan depan untuk membahas proyek pembangkit listrik panas bumi (PLTP).

“Tim sudah ke lapangan, ke enam lokasi, laporannya sudah di saya. Saya akan bertemu Pak Gubernur mungkin minggu depan,” ucap Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi Kementerian ESDM Eniya Listiani Dewi ketika ditemui di Jakarta, Kamis.

Eniya menjelaskan bahwa pertemuan dengan Gubernur NTT nantinya akan membahas hasil uji petik yang sudah dilakukan di NTT.

Selain itu, Eniya juga akan membahas soal penolakan yang terjadi di masyarakat menyusul kehadiran proyek PLTP di Flores, NTT.

Baca juga: Kementerian ESDM tekankan perlunya perluasan pembangkit PLTP di Flores

“Misalnya pemicunya ada jalan rusak, kami minta Sokoria untuk memperbaiki. Kalau ada manifestasi, itu diapain? Bisa bikin ekoturisme, atau mau sekalian investasi besar agar itu (manifestasi) digarap sekalian,” kata dia.

PLTP Sokoria adalah pembangkit listrik tenaga panas bumi yang berlokasi di Kabupaten Ende, Nusa Tenggara Timur, Indonesia.

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) ingin menjadikan Flores, Nusa Tenggara Timur, sebagai Pulau Panas Bumi atau Geothermal Island, sebab terdapat potensi pembangkit listrik tenaga panas bumi (PLTP) yang dapat menggantikan diesel.

Eniya menyampaikan bahwa tenaga panas bumi menjadi satu-satunya energi terbarukan yang bisa dimanfaatkan oleh Flores untuk menjadi pengganti diesel.

Baca juga: KKP tawarkan peluang investasi di sentra garam Rote Ndao

Ia sudah mempertimbangkan sumber energi terbarukan lainnya, seperti pembangkit listrik tenaga air (PLTA) dan pembangkit listrik tenaga surya (PLTS), untuk dikembangkan di Flores.

Namun kawasan tersebut terlampau panas dan tandus, sehingga PLTA sulit untuk dikembangkan di Flores. Sedangkan, pemasangan panel surya membutuhkan lahan yang luas untuk menggantikan konsumsi diesel di Flores.

Pewarta: Putu Indah Savitri
Editor: Zaenal Abidin
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.