Jakarta (ANTARA) - Kepala Badan Geologi Kementerian ESDM Muhammad Wafid mengingatkan masyarakat dan wisatawan tidak masuk maupun berkegiatan di bawah radius 3 km dari pusat aktivitas (Kawah Verbeek) Gunung Api Marapi, menyusul erupsi yang terjadi pada Rabu (18/6/2025).
"Masyarakat yang bermukim di sekitar lembah, bantaran, aliran sungai-sungai yang berhulu di puncak Gunung Marapi mesti mewaspadai potensi dan ancaman bahaya lahar atau banjir lahar yang dapat terjadi terutama di saat musim hujan," ujar Wafid dalam keterangan resminya di Jakarta, Kamis.
Jika terjadi hujan abu, lanjut dia, masyarakat diimbau untuk menggunakan masker penutup hidung dan mulut untuk menghindari gangguan saluran pernapasan (ISPA).
Baca juga: Gunung Marapi Sumbar kembali erupsi dengan abu capai 700 meter
Gunung Api Marapi (2.891 mdpl) kembali mengalami erupsi pada Rabu (18/6/2025) pukul 20.09 WIB.
Erupsi itu terekam di seismogram dengan amplitudo maksimum 30 mm dan durasi kurang lebih 1 menit 52 detik.
"Pengamat Gunung Api (PGA) Gunung Marapi melaporkan, telah terjadi erupsi malam tadi dengan tinggi kolom abu teramati kurang lebih 700 m di atas puncak (kurang lebih 3.591 m di atas permukaan laut). Kolom abu teramati berwarna kelabu dengan intensitas sedang condong ke arah timur," ucap Wafid.
Meski saat ini status Gunung Api Marapi masih dalam Level II (Waspada), Wafid meminta masyarakat sekitar tetap waspada akan terjadinya dampak buruk erupsi yang terjadi.
Baca juga: BPBD Agam: 80 rumah rusak akibat lahar dingin Gunung Marapi
Saat kondisi terjadinya erupsi akan banyak beredar informasi dari banyak pihak. Untuk itu, Wafid juga meminta seluruh pihak menjaga suasana yang kondusif di masyarakat dengan menyampaikan informasi dari sumber resmi yang terpercaya.
"Jangan percaya berita bohong (hoaks), dan tidak terpancing isu-isu yang tidak jelas sumbernya," katanya.
Gunung Api Marapi secara administratif berada di Kabupaten Agam dan Kabupaten Tanah Datar, Sumatera Barat.
Gunung ini memiliki sejarah panjang erupsi, dengan lebih dari 500 kali letusan tercatat sejak 1770.
Pada Desember 2024, status aktivitas Gunung Marapi diturunkan menjadi Waspada setelah sebelumnya sempat Siaga.
Baca juga: Badan Geologi: Aktivitas Gunung Lewotobi Laki-laki meningkat
Pewarta: Putu Indah Savitri
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.