Jakarta (ANTARA) - Direktur Pascasarjana Universitas Yarsi Profesor Dr.Tjandra Yoga Aditama, Sp.P(K), MARS, DTM&H, DTCE,FISR mengatakan bahwa penularan penyakit tuberkulosis (TBC) dapat dilakukan melalui empat pencegahan.

“Pertama kalau ada yang sakit maka harus segera diobati agar tidak menular ke orang lain,” kata Tjandra saat dihubungi ANTARA dari Jakarta, Kamis.

Kedua, kata dia, masyarakat diimbau melakukan vaksinasi BCG untuk bayi meski perlindungan atau proteksi hanya sebagian (mencegah TB berat pada anak dan kematian TB pada anak) dan tidak melindungi dewasa.

Baca juga: PCO: Setiap tahun 125 ribu orang meninggal akibat TBC

“Kalau nanti benar-benar akan ada vaksin baru TB maka tentu lebih baik lagi, tetapi masih harus ditunggu dulu hasil uji kliniknya,” kata pria yang juga Ketua Majelis Kehormatan Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI) itu.

Ketiga, kalau sesuai kriteria maka diberikan Terapi Pencegahan Tuberkulosis (TPT). Keempat, masyarakat diimbau selalu melakukan perilaku hidup bersih sehat untuk menjaga daya tahan tubuh.

Sementara soal terobosan dalam pengobatan atau terapi TB, ia mengungkapkan bahwa terapi TB selama empat bulan memang sudah ada dan telah direkomendasikan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), namun demikian tampaknya hal itu belum dapat diterapkan di Indonesia.

Baca juga: Kemenkes ajak masyarakat tidak malu periksa gejala TBC ke puskesmas

“Mungkin negara tetangga sudah ada yang pakai,” kata Profesor Tjandra.

Diberitakan sebelumnya, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengungkapkan Indonesia mencatatkan angka kematian akibat TBC sebesar 134 ribu jiwa per tahun, atau sekitar dua orang meninggal setiap lima menit. Oleh karena itu, penanganan TBC harus dilakukan secara serius karena bersifat menular namun dapat disembuhkan jika diobati hingga tuntas.

Baca juga: Kota Tangerang jadi percontohan penanganan TBC

"Tugas kita adalah menemukan penderita TBC di sekitar kita, memberikan pengobatan sampai selesai, dan memberikan obat pencegahan bagi orang yang tinggal serumah,” ujar Menkes minggu lalu.

Pemerintah menyediakan layanan deteksi dan pengobatan tuberkulosis (TBC) secara gratis sebagai bagian dari Program Hasil Terbaik Cepat (PHTC) dalam upaya melindungi dan memperkuat sumber daya manusia Indonesia.

Baca juga: Mengais ontel demi jemput pasien TBC di Pela Mampang

Baca juga: RI perkuat "Fellowship" TB guna atasi kekurangan dokter spesialis paru

Pewarta: Sinta Ambarwati
Editor: Siti Zulaikha
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.