...Kami bangga sekaligus terharu menyaksikan momen ini. Penyu yang dulu kami bantu tetaskan kini kembali ke rumahnya

Jakarta (ANTARA) - PT Pertamina Hulu Energi Offshore South East Sumatra (PHE OSES) melalui implementasi pemberdayaan masyarakat di bidang lingkungan menggagas program Tiga Perisai yang fokus pada pelestarian penyu sisik di Pulau Sabira, Kepulauan Seribu, DKI Jakarta.

Head of Communication & Relations PHE OSES Indra Darmawan dalam keterangannya di Jakarta, Kamis mengatakan bahwa pelestarian lingkungan adalah tanggung jawab bersama.

"Seiring dengan perayaan Hari Penyu Sedunia pada 23 Mei dan Hari Penyu Laut Sedunia 16 Juni, kami mengapresiasi keterlibatan aktif seluruh pihak selama ini, termasuk dukungan dari Pemerintah Kabupaten Kepulauan Seribu dan Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) DKI Jakarta dalam menjaga habitat penyu ini," ujarnya.

Salah satu aksi nyata yang telah dijalankan PHE OSES mencakup pembangunan berbagai fasilitas untuk menunjang pelestarian penyu seperti rumah penyelamatan dan penetasan telur penyu, yang sudah beroperasi sejak 2022.

Baca juga: PHE OSES berdayakan kelompok perempuan Pulau Sabira olah ikan laut

Sebagai wadah edukasi generasi muda untuk mempelajari siklus kehidupan penyu, PHE OSES juga mendirikan pondok yang dilengkapi informasi tentang penyu yang komprehensif.

Selain itu, PHE OSES mengikutsertakan Karang Taruna Pulau Sabira dalam berbagai ajang penghargaan pelestarian lingkungan hidup, di antaranya Indonesia Sea Turtle Symposium and The Greater Coral Triangle Region di Jakarta. Kegiatan tersebut diselenggarakan oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) bekerja sama dengan WWF Indonesia.

"Kami bangga sekaligus terharu menyaksikan momen ini. Penyu yang dulu kami bantu tetaskan kini kembali ke rumahnya," ujar Arifin, anggota Karang Taruna Pulau Sabira yang terlibat langsung dalam patroli malam hari untuk melindungi penyu bertelur.

Menurut data terbaru, sepanjang Januari hingga April 2025, sebanyak 2.627 butir telur penyu ditemukan di Pulau Sabira. Dari jumlah tersebut, 2.531 butir berhasil diselamatkan dari predator dan ditetaskan. Sebagian di antaranya berasal dari induk penyu yang diyakini kembali ke Pulau Sabira, tempat asal mereka menetas.

Baca juga: Ratusan nelayan diedukasi berkegiatan di daerah operasi migas

Baca juga: Program Pelaut Tangguh PHE OSES olah limbah jadi barang bernilai

Fenomena natal homing atau kebiasaan penyu betina kembali ke pantai kelahirannya untuk bertelur menjadi bukti kuat bahwa upaya pelestarian memberi dampak jangka panjang.

Penyu sisik merupakan salah satu spesies penyu laut yang terancam punah. Perlindungan habitat, pengawasan ketat terhadap perburuan serta edukasi masyarakat menjadi bagian penting dari upaya pelestariannya.

Di Pulau Sabira, ketiganya berjalan berdampingan, dipelopori oleh semangat anak muda dan dukungan lintas sektor.

Kembalinya penyu sisik betina ke Pulau Sabira tidak hanya berarti ribuan telur-telur calon penyu yang ditinggalkan di pasir, tetapi juga pesan alam bahwa ketika manusia menjaga, alam pun memberi kembali.

Baca juga: PHE OSES kenalkan inovasi "appostraps" cegah abrasi di pesisir Lampung

Pewarta: Benardy Ferdiansyah
Editor: Bernadus Tokan
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.