Jakarta (ANTARA) - Guru Besar Hukum Internasional Universitas Indonesia (UI) Hikmahanto Juwana berpendapat sebaiknya masyarakat Indonesia mulai menyadari dampak konflik antara Iran, Israel, dan AS terhadap perekonomian Indonesia.
“Itu (konflik Iran, Israel, AS) akan berdampak pada berbagai barang-barang yang kita impor,” kata Hikmahanto saat dihubungi ANTARA di Jakarta, Kamis.
Menurutnya, jika barang-barang yang diimpor Indonesia dari negara-negara lain terpengaruh konflik Iran, Israel dan AS, di mana nantinya akan terjadi pelambatan ekonomi di Indonesia.
“Belum lagi kalau misalnya perang meluas, ini juga akan mengganggu rantai pasok berbagai negara,” ujar Hikmahanto, menekankan bahwa hal-hal tersebut harus diwaspadai.
Hikmahanto pun berharap agar masyarakat Indonesia tidak hanya menjadi “penonton” dalam konflik Iran, Israel, dan AS, melainkan mulai dapat berpartisipasi dengan mengirim pesan perdamaian.
Baca juga: Pemerintah waspadai dampak lonjakan harga minyak imbas konflik Iran-Israel
Sebelumnya, dilaporkan bahwa Presiden AS Donald Trump mengatakan kepada para pejabat senior AS bahwa dirinya telah menyetujui rencana untuk menyerang Iran, tetapi belum memberikan perintah final tentang pelaksanaannya.
Disebutkan bahwa Trump masih menunggu langkah Iran untuk menghentikan program nuklirnya, dan mengincar fasilitas pengayaan uranium bawah tanah Fordow milik Iran, tetapi untuk menyerangnya, diperlukan senjata paling kuat.
Survei Washington Post menyebutkan bahwa sekitar satu dari lima warga AS percaya bahwa program nuklir Iran adalah ancaman serius dan langsung terhadap AS, sementara hampir separuhnya menganggap sebagai ancaman yang agak serius, dan sepertiga lainnya melihat sebagai ancaman yang tidak terlalu mengancam.
Sekitar empat dari 10 warga AS mengatakan mereka sangat khawatir AS akan terlibat dalam perang skala penuh dengan Iran, sementara proporsi yang hampir sama menyatakan sedikit khawatir.
Baca juga: Pakar: AS jadikan Israel sebagai proksi untuk serang Iran
Baca juga: Ancaman Iran tutup Selat Hormuz, harga minyak bisa tembus 130 dolar
Pewarta: Cindy Frishanti Octavia
Editor: M Razi Rahman
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.