Itu cukup sulit. Terlepas dari semua kesulitan yang saya alami di masa kecil saya, saya selalu memiliki tujuan dalam hidup saya

Jakarta (ANTARA) - Petarung kelas terbang (56,7 kg) Professional Fifghters League (PFL) ​​​​​Elora Dana mengungkapkan perjuangannya melewati trauma hidupnya sebelum memasuki arena PFL untuk menghadapi Liz Carmouche di babak semifinal turnamen divisi flyweight 2025 di Wichita, Amerika Serikat, pada Sabtu (21/6) WIB.

"Itu cukup sulit. Terlepas dari semua kesulitan yang saya alami di masa kecil saya, saya selalu memiliki tujuan dalam hidup saya," kata Elora Dana dalam laporan laman MMA Fighting yang dipantau di Jakarta, Jumat.

Atlet tak terkalahkan ini, yang merupakan mantan atlet kelas terbang Jungle Fight dan salah satu atlet dengan prospek terbaik di Brasil, membuka diri mengenai berbagai perjuangan yang dialaminya.

Baca juga: Petarung Thad Jean ke final PFL 5 setelah tumbangkan Jason Jackson

Dana menjadi yatim piatu pada usia 11 tahun, saat ibunya kalah dalam perjuangan melawan kanker. Ia memiliki delapan saudara di Tefe, sebuah kota kecil yang terletak 300 mil jauhnya dari Manaus, Brasil, namun ditinggalkan oleh keluarganya.

"Kakak laki-laki saya meninggalkan saya sendirian di tempat kami tinggal bersama ibu kami dan pergi untuk tinggal bersama paman kami di tempat lain. Dia tidak pernah benar-benar menyukai saya," katanya.

Dana mengatakan, harus melakukan semuanya di rumah, seperti mencuci baju, membersihkan rumah, membuat sarapan dan makan siang. Selain itu, ia harus merawat adik laki-laki. Kakaknya, kata dia, akan membiarkannya kelaparan ketika tidak melakukan sesuatu karena saya lelah.

Ia mengatakan bahwa ia ditinggalkan sendirian ketika berusia 12 tahun dan hampir setiap saat ia tidak mempunyai sesuatu untuk dimakan. Tidak ada listrik di tempat tinggalnya, hanya ada satu tempat tidur dan sebuah lemari kecil, dan kenangan itu masih menghantuinya hingga hari ini.

"Saya masih ingat ketika pulang ke rumah pada malam hari dan takut akan kegelapan. Saya akan berbicara (berdoa) kepada Tuhan, tolong, lindungi saya dari segalanya. Ambil saya dari situasi ini. Tolonglah saya. Ubahlah hidup saya," katanya.

Ia melanjutkan, "Saya tidak tahu bagaimana masa depan, tetapi (Tuhan tolong) peganglah kendali. Bimbinglah saya. Lindungi aku. Beri saya kesempatan untuk mewujudkan impian saya dan mengubah hidup saya sehingga saya tidak perlu bergantung pada orang lain".

Baca juga: Jesus Pinedo berjanji hancurkan Braga untuk melaju ke final PFL

Dana sebenarnya menunjukkan bakat yang menjanjikan sejak berusia sembilan tahun, sewaktu ia kerap terlibat dalam perkelahian di jalanan. Ia kemudian diperkenalkan oleh suami sepupunya pada kelas grappling di sasana lokal.

Dana yang tak kenal takut, menunjukkan bakat yang menjanjikan yang membuat sang pelatih mengajarinya secara gratis. Ia merasa bahwa ia ditakdirkan untuk bertarung, dan itu akan menyelamatkannya di masa depan.

Bertahun-tahun telah berlalu, dan Dana kini tinggal di Manaus dan bermimpi untuk mengulang kesuksesan MMA-nya di Amerika Serikat. Hadiah sebesar 500.000 dolar AS untuk memenangi turnamen PFL flyweight akan menjadi hadiah yang mengubah hidupnya, dan Dana memiliki keyakinan bahwa itu akan menjadi miliknya sebelum tahun ini berakhir.

Atlet Brasil itu mengalahkan Diana Avsaragova dalam debutnya di PFL pada April 2025 untuk melaju ke babak berikutnya. Dalam setiap menjelang pertarungannya, Dana melanjutkan, selalu mengingat semua hal di masa lalunya yang membuatnya selalu berdoa agar tidak kembali pada kondisi tersebut.

Dana menambahkan, dirinya menginginkan kehidupan yang baik memiliki rumah dan makanan. Oleh sebab itu, berada di PFL merupakan impiannya.

"Saya berada di salah satu promosi terbesar di dunia, dan ini sangat tidak masuk akal bagi saya. Saya tidak pernah menyangka hal ini akan terjadi, namun di sinilah saya berada berkat kerja keras dan keberanian saya," katanya.

Baca juga: Hughes tantang Nurmagomedov setelah hancurkan Miranda 42 detik di PFL

Pewarta: Aloysius Lewokeda
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.