New York City (ANTARA) - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump akan mengambil keputusan dalam dua pekan ke depan mengenai apakah dirinya akan memerintahkan serangan terhadap Iran atau tidak, demikian disampaikan Sekretaris Pers Gedung Putih Karoline Leavitt dalam jumpa pers pada Kamis (19/6).

"Berdasarkan fakta bahwa ada peluang besar dari negosiasi yang mungkin akan terjadi dengan Iran dalam waktu dekat, saya akan mengambil keputusan apakah akan masuk ke dalam konflik tersebut atau tidak dalam dua pekan ke depan," ungkap Leavitt saat membacakan pernyataan dari Trump yang menanggapi spekulasi mengenai apakah AS akan terlibat langsung dalam konflik antara Iran dan Israel.

Iran harus setuju untuk tidak melakukan pengayaan uranium, dan Teheran tidak boleh memiliki kemampuan untuk membuat senjata nuklir sebagai bagian dari kesepakatan diplomatik apa pun, ujar Leavitt.

Komunikasi antara AS dan Iran "terus berlanjut" seiring kedua belah pihak terlibat dalam negosiasi, kata Leavitt.

Pernyataan tersebut sesuai dengan laporan sebelumnya pada Kamis yang menyebutkan bahwa utusan khusus AS Steve Witkoff dan Menteri Luar Negeri Iran Abbas Araghchi telah beberapa kali melakukan pembicaraan via telepon sejak Israel memulai serangannya ke Iran pada 13 Juni.

Komunikasi itu dilakukan sebagai upaya mencari solusi diplomatik guna mengakhiri krisis.

Pembicaraan Witkoff dan Araghchi mencakup diskusi singkat mengenai usulan AS kepada Iran yang bertujuan membentuk sebuah konsorsium regional untuk melakukan pengayaan uranium di luar wilayah Iran, sebuah usulan yang sejauh ini ditolak oleh Teheran, ungkap laporan media lokal mengutip pernyataan tiga diplomat yang tidak disebutkan namanya.

Araghchi mengatakan kepada Witkoff bahwa Teheran "dapat menunjukkan fleksibilitas dalam isu nuklir" jika pemerintah AS menekan Israel untuk mengakhiri perang.

Dia menambahkan bahwa Teheran tidak akan kembali ke meja perundingan kecuali Israel menghentikan serangan-serangannya, sebut media lokal mengutip seorang diplomat regional.

Trump menyetujui rencana serangan terhadap Iran pada Selasa (17/6) malam waktu setempat, tetapi menunda keputusan akhir jika Iran setuju untuk menghentikan program nuklirnya, lapor media. Trump mengadakan rapat dengan tim keamanan nasionalnya di Situation Room setiap hari sejak Selasa itu.

Pewarta: Xinhua
Editor: Junaydi Suswanto
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.