Memasuki pertengahan 2025, senyum petani Indonesia semakin merekah.

Jakarta (ANTARA) - Hari Krida Pertanian 2025 menjadi momen istimewa bagi petani Indonesia. Momentum yang jatuh setiap 21 Juni ini didedikasikan sebagai ajang syukur dan apresiasi bagi para petani, pekebun, serta peternak yang setahun penuh bekerja keras memenuhi kebutuhan pangan negeri.

Tahun 2025, rasa syukur itu terasa kian bermakna karena berbagai kebijakan pemerintah terbukti meringankan beban petani di lapangan. Permintaan pangan terus meningkat, petani terus bertani dengan dukungan dari penyuluh pertanian, pemerintah daerah, dan Kementerian Pertanian.

Salah satu kebijakan yang paling dirasakan manfaatnya oleh petani adalah program pupuk bersubsidi. Pemerintah sejak 2024 meningkatkan alokasi pupuk subsidi dari 4,7 juta ton menjadi 9,55 juta ton. Langkah ini memastikan ketersediaan pupuk bagi petani di seluruh penjuru negeri.

Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman meyakinkan para petani bahwa mereka tidak perlu lagi mengkhawatirkan pasokan pupuk karena stok kini cukup. Memasuki musim tanam 2025, harapan itu terbukti di lapangan, setelah kios-kios resmi melaporkan stok pupuk aman dan mudah diakses petani.

Di Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB), misalnya, petani kini hanya perlu membawa KTP untuk menebus pupuk subsidi, asalkan sudah terdaftar di sistem elektronik Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok (e-RDKK). Pembaruan data elektronik RDKK oleh Kementerian Pertanian memastikan penyaluran pupuk tepat sasaran dan efisien.

Mentan menyebut kemudahan akses pupuk ini sebagai buah kebijakan pemerintah yang pro-petani. Dengan biaya produksi yang lebih terkendali, petani dapat fokus meningkatkan produktivitas tanpa dipusingkan kelangkaan sarana produksi.

Baca juga: Mentan: Hari Krida Pertanian momentum bangkitkan ketahanan pangan

Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.