Kami berharap kolaborasi ini bisa terus berlanjut, karena effort untuk memperbaiki sistem sangat besar
Jakarta (ANTARA) - Kolegium Kebidanan dan Konsil Kesehatan Indonesia (KKI) resmi meluncurkan ‘Kerangka Pengembangan Kurikulum Pendidikan Kebidanan Indonesia’, sebuah langkah strategis untuk meningkatkan mutu pendidikan kebidanan dan memperkuat peran bidan dalam menjaga kesehatan ibu dan bayi.
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin dikonfirmasi di Jakarta, Jumat, menyebutkan bahwa perbaikan sistem pendidikan kebidanan adalah bagian dari strategi besar untuk menurunkan angka kematian ibu dan bayi di Indonesia.
“Kalau kita mau memperbaiki agar profesi bidan lebih bagus dan wewenangnya lebih banyak, maka semua sistem harus berbasis data dan sistem yang solid,” kata Budi.
Dia menyoroti empat fokus utama dalam memperkuat peran bidan, yang harus didukung oleh kurikulum pendidikan yang baik, yakni tertib entri data, peningkatan kompetensi, rujukan cepat dan tepat, dan perluasan peran bidan.
Baca juga: Mendukbangga: Bidan tentukan keberhasilan KB dan pencegahan stunting
“Bidan jangan hanya membantu melahirkan saja, tapi juga mengingatkan calon ibu sebelum kehamilan, mendampingi bayi setelah lahir, dan memastikan pertumbuhan anak berjalan optimal,” ujarnya.
Dia berharap, dengan diluncurkannya kurikulum ini, Kolegium Kebidanan berharap bisa memperkuat pendidikan profesi bidan di Indonesia secara menyeluruh, bukan hanya dari sisi teknis, tapi juga nilai-nilai etika, komunikasi, dan kemampuan yang adaptif terhadap perubahan zaman.
Ketua KKI drg Arianti Anaya menyampaikan bahwa pendidikan kebidanan yang kuat adalah kunci untuk menciptakan bidan yang tidak hanya cakap secara klinis, tetapi juga mampu berkomunikasi dan berkolaborasi secara efektif dalam sistem layanan kesehatan.
“Bidan harus menjadi ujung tombak dalam transformasi layanan primer, terutama dalam menurunkan angka kematian ibu dan bayi baru lahir yang masih tinggi di Indonesia,” kata Arianti.
Baca juga: Sejarah Hari Bidan Internasional
Menurutnya, kurikulum ini bukan hanya soal dokumen formal, tapi tentang menciptakan kerangka pendidikan yang relevan, fleksibel, dan terus berkembang sesuai kemajuan zaman.
Pihaknya sebagai regulator memiliki mandat untuk memastikan mutu seluruh tenaga kesehatan, termasuk bidan. Dalam menjalankan amanat Undang-undang Nomor 17 Tahun 2023, KKI bekerja erat dengan Kolegium dari setiap disiplin ilmu. Dalam konteks ini, Kolegium Kebidanan menjadi motor utama penyusunan kurikulum berbasis standar global yang kini diluncurkan.
“Kami berharap kolaborasi ini bisa terus berlanjut, karena effort untuk memperbaiki sistem sangat besar,” katanya.
Baca juga: Seorang bidan di Murung Raya ditemukan meninggal di kamar mandi
Pewarta: Mecca Yumna Ning Prisie
Editor: Sambas
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.