Honae ini tempat bermusyawarah. Jadi, bila pengungsi masuk ke sini, tidak boleh diganggu, apalagi dibunuh. Itu merupakan budaya turun-temurun.

Wamena (ANTARA) - Lembaga Masyarakat Adat (LMA) Kabupaten Jayawijaya, Papua Pegunungan, mengajak seluruh komponen warga di 328 kampung daerah setempat untuk menjaga honae (rumah tradisional masyarakat Papua).

Ketua LMA Kabupaten Jayawijaya Herman Doga di Wamena, Jumat, mengatakan bahwa Jayawijaya adalah honae semua orang Papua Pegunungan.

"Maka dari itu, kedamaian di honae itu perlu dijaga dan rawat sehingga siapa pun itu yang ada di dalam honae perlu mendapatkan ketenangan dan perlindungan," katanya.

Sementara itu, situasi keamanan dan ketertiban masyarakat (kamtibmas) belakangan ini kurang kondusif di Kota Wamena, Kabupaten Jayawijaya menyebabkan warga tidak berani melakukan aktivitas pada sore hari hingga malam hari.

Herman Doga berharap Kota Wamena jangan ada pertumpahan darah karena daerah ini merupakan tempat pengungsian.

"Jika terjadi kekacauan, masyarakat mau ke mana lagi?" ujarnya.

Apabila terjadi kekacauan di tujuh kabupaten lain di Papua Pegunungan, menurut dia, mereka harus masuk ke honae.

Di dalam rumah adat Papua berbentuk bulat atau lingkaran dan memiliki atap kerucut yang terbuat dari jerami ini tidak ada pertumpahan darah karena honae tempat terhormat bagi orang gunung.

Baca juga: Masyarakat Adat Nimbontong Jayapura apresiasi pembangunan rumah sakit

Baca juga: Masyarakat adat Konda siapkan dokumen percepat penetapan hutan adat

Ditegaskan pula bahwa honae ini jangan dibikin rusak, tetapi harus dijaga bersama-sama seluruh komponen masyarakat di dalamnya.

"Kami juga minta kepada anak-anak kita di luar sana untuk menghormati orang tua yang sedang menjaga dusun. Anak-anak harus dengar apa yang orang tua sampaikan," katanya.

Ditekankan bahwa honae besar Kota Wamena ini harus dijaga dengan baik sehingga semua orang, baik itu orang Papua Pegunungan, orang Papua lain, maupun orang Nusantara, dapat bersama-sama hidup berdampingan di daerah ini.

"Honae ini tempat bermusyawarah. Jadi, bila pengungsi masuk ke sini, tidak boleh diganggu, apalagi dibunuh. Itu merupakan budaya turun-temurun," katanya.

Dijelaskan pula bahwa orang yang hidup di Kota Wamena itu harus dilindungi dan dijaga karena mereka ada di dalam honae besar, tempat istimewa bagi orang gunung.

Ketua LMA Kabupaten Jayawijaya ini lantas meminta kepada pemuda/pemudi Papua Pegunungan untuk dapat menjadi pelindung bagi seluruh manusia yang hidup di Kota Wamena.

Ia berharap anak-anak Papua untuk dapat menjaga orang tua. Dalam hal ini, orang tua tidak memihak ke sana atau ke sini, tetapi berada di tengah-tengah untuk dapat menyelamatkan manusia di honae besar.

Pewarta: Yudhi Efendi
Editor: D.Dj. Kliwantoro
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.