Kami tetap berkomitmen lahan teknis seluas 87 hektare untuk persawahan akan dijaga."
Karawang (ANTARA News) - Dalam satu dasa warsa terakhir ini industri di Karawang Barat maju pesat seiring besarnya penanaman modal asing (PMA) dan penanam modal dalam negeri (PMDN) akan menambah maraknya kasawan industri, kata Direktur Human Capital dan Pengembangan Property WIKA Gedung Nur Al Fata.

"Saat ini diperkirakan tiga miliar dolar AS penanaman modal asing (PMA) serta Rp3 triliun penanam modal dalam negeri (PMDN) akan menambah maraknya kawasan industri," ujarnya saat peluncuran Apartemen Tamansari Mahogany garapan WIKA Gedung di Karawang Jawa Barat, Sabtu.

Ia memprediksi, pertumbuhan di Karawang akan melampaui Bogor dan Bandung karena ada kecenderungan investasi akan terus bertambah. Pabrik-pabrik di Karawang Barat sampai saat ini sudah menyerap lebih dari 500.000 tenaga kerja.

Pesatnya perkembangan industri di Karawang Barat, dikemukakannya, juga meningkatkan harga jual tanah yang semula hanya Rp1 juta hingga Rp2 juta per meter naik menjadi Rp5 juta hingga Rp12 juta per meter tergantung lokasi.

"Karawang Barat ini segitiga emasnya Karawang, wajar jika harga tanahnya melambung karena letaknya strategis dekat kawasan industri," kata Edi Tomana, seorang pemilik lahan yang menjadi mitra PT WIKA Gedung.

Bupati Karawang Cellica Nurrachadiana juga membenarkan penjelasan tersebut dengan mengatakan Karawang merupakan kota kedua terbesar dalam penanaman modal di Jawa Barat, setelah Bekasi.

"Karawang sekarang berbeda dengan 10 tahun lalu. Sekarang alih fungsi lahan persawahan menjadi industri, namun saya tetap tekankan kepada investor wajib mengadopsi 60 persen tenaga kerja asli Karawang untuk kemajuan ekonomi masyarakat," kata Cellica.

Ia mengemukakan, sekira 500.000 orang yang bekerja membutuhkan tempat tinggal tanpa harus merusak lahan persawahan di Karawang.

"Kami tetap berkomitmen lahan teknis seluas 87 hektare untuk persawahan akan dijaga. Untuk itu pemerintah akan mendukung pembangunan hunian vertikal supaya lahan pertaniannya tidak habis, tentunya dengan aturan yang berlaku," demikian Cellica.

Pewarta:
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2015