Jakarta (ANTARA) - Menteri Kebudayaan Fadli Zon berharap pencak silat bisa menjadi perekat sosial, media pendidikan, dan sarana pelestarian budaya.
Saat membuka Kejuaraan Pencak Silat Bhayu Manunggal Championship (BMC) 2025 di Padepokan Pencak Silat Taman Mini Indonesia Indah di Jakarta Timur, dia mengatakan bahwa pencak silat merupakan bagian dari budaya bangsa yang sudah diakui oleh UNESCO sebagai warisan budaya tak benda dunia.
Sebagaimana dikutip dalam keterangan pers kementerian yang diterima di Jakarta, Sabtu, dia mengemukakan bahwa pencak silat bukan sekadar olahraga atau seni bela diri, tetapi perwujudan nilai-nilai luhur, keberanian, kedisiplinan, sportivitas, kerendahan hati, dan semangat persatuan.
"Kita berharap pencak silat dapat menjadi perekat sosial, media pendidikan nasional, media pendidikan karakter, dan sarana utama dalam pelestarian nilai-nilai tradisional," katanya.
Dia menegaskan komitmen untuk mendukung upaya pelestarian pencak silat sebagai bagian dari identitas budaya bangsa.
Ketua Pelaksana BMC 2025 Klentheng Hawani Bambang menuturkan bahwa Kejuaraan Pencak Silat BMC 2025 diikuti oleh 1.500 atlet dari 137 kontingen yang berasal dari 13 provinsi di seluruh Indonesia.
Menurut dia, penyelenggaraan kejuaraan itu merupakan bagian dari upaya untuk melestarikan warisan budaya bangsa.
"Penetapan pencak silat sebagai warisan budaya dunia yang diakui oleh UNESCO pada tahun 2019 menjadi sebuah pengakuan global yang bahwa setiap gerak, filosofi, dan nafas yang ada di dalam pencak silat merupakan harta karun yang sudah menjadi warisan budaya, tak hanya Indonesia, namun dunia," katanya.
Baca juga: Bapak pencak silat dunia Eddie Marzuki Nalapraya tutup usia
Baca juga: Prabowo: Eddie Marzuki tokoh penjaga warisan budaya pencak silat
Pewarta: Sinta Ambarwati
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.