Oleh A.R. Loebis
Jakarta (ANTARA News) - Buah jatuh tidak jauh dari pohonnya, itulah yang terjadi dalam beberapa kehidupan keluarga dan akhirnya jejak pereli Ricardo Gelael pun diikuti puteranya, Muhammad Shean.
Kebiasaan Tinton Soeprapto membalap diikuti Ananda Mikola dan Moreno Soeprapto, hobi Helmy Sungkar diikuti Rifat dan Rizal Sungkar, aksi Alex Asmasoebrata ditiru putrinya Alexandra, demikian pula dengan beberapa penyanyi dan pemain sinetron.
Seorang lagi atlet otomotif lahir, usianya masih teramat muda namun sudah mampu tampil sebagai juara nasional mengalahkan para seniornya, kendati ia masih menjadi pemandu arah (navigator atau co-pilot) bagi pereli David Maslan dari Inggris.
Muhammad Shean, si pemalu yang lahir di Jakarta 1 November 1996 dan masih duduk di bangku kelas lima SD Citra Buana Subud Jakarta, naik podium pada 16 Desember 2006, setelah tampil sebagai juara pada putaran terakhir kejuaraan nasional reli mobil di Bali.
Ia mengalahkan para senior seperti Rifat dan Rizal Sungkar yang mengalami masalah dengan kendaraan mereka, ia menundukkan Subhan Aksa dari Tim Bosowa bahkan ia mengalahkan ayahandanya Ricardo Gelael, yang bertengger di urutan kedua.
Shean, yang notabene satu tim dengan ayahnya dalam Serge KFC Rally Team bersama Hutomo MP, dalam usia "anak bawang" patut dihargai dan diacungi jempol, karena sudah mampu duduk di samping pereli sembari membacakan "pace-note" yang harus diikuti si pengemudi mobil.
Ketika tampil sebagai juara pada Kejurnas reli putaran pertama di Palembang, April 2006, Ricardo mengatakan, "Saya ingin Shean menjadi pereli tangguh. Saya menang ini karena Shean menantang saya dengan mengatakan, `Katanya Papa jago reli, saya ingin lihat Papa menang`. Saya amat tertantang," kata Ricardo, kelahiran 13 Januari 1959.
Shean, menurut Ricardo yang untuk pertama kali tampil sebagai juara nasional reli 2006 bersama navigator Hervian Soejono, belajar sebagai navigator karena selalu bermain "play-station", selain ia sudah pernah sebagai navigator dalam beberapa kejuaraan reli sprint serta pernah sebagai navigator "zero-car" dalam reli nasional.
"Ia belajar sendiri, paling bertanya kepada para senior. Satu yang saya ajarkan kepada dia, yaitu dalam permainan bersiap untuk kalah. Hal itu saya tanamkan dalam benaknya, agar ia tidak sombong dan besar kepala. Kemenangan adalah tujuan dalam perlombaan, tetapi harus siap bila kalah," tutur Ricardo.
Apa kata ibunda Shean?
Mantan artis Rini S Bono, ibunda Muhammad, menyatakan amat was-was bila suami dan putranya sedang berlomba.
"Maunya saya, ya mereka tidak menekuni olahraga itu. Saya amat was-was bila mereka sedang memacu kendaraan dengan kecepatan tinggi," katanya.
"Tapi karena mereka sudah terlanjur menekuninya, ya tekunilah dengan serius dan jadilah yang terbaik. Saya hanya berserah diri kepada Allah Yang Maha Esa," kata Rini ketika ditanya saat suaminya menang di Palembang.
Ketika ditanya tentang kelanjutan kiprah Shean dalam reli mobil, Ricardo mengatakan, "dalam beberapa tahun ini ia akan tetap sebagai navigator, sebelum tiba saatnya duduk di balik stir mobil reli."
"Juni 2007 ini bertepatan dengan libur sekolah, ia akan berangkat ke Norwegia untuk mengikuti sekolah reli. Ia akan tinggal di asrama selama satu bulan," kata Ricardo mengomentarai putranya yang lebih mahir menjawab pertanyaan wartawan dengan menggunakan bahasa Inggris ketimbang Indonesia.
Gairah reli
Ricardo amat mendambakan olahraga otomotif khususnya reli mobil kembali bergelora di Tanah Air seperti beberapa tahun lalu, termasuk saat Indonesia sebagai tuan rumah seri kejuaraan dunia (WRC=world rally championship) pada 1996-1997.
Ia menyebutkan, harus ada kendaraan reli yang murah sedangkan hadiahnya diperbesar. Reli nasional selama dua hari dibuat per hari saja agar pereli yang gagal pada hari pertama dapat bertarung lagi pada hari kedua tanpa harus mendapat penalti atau angka hukuman.
"Kita bisa bangun kendaraan reli yang murah agar para pemula bisa mengikutinya. Kita ikutkan pula kendaraan GR-2 dalam seri kejuaraan nasional overall dan kita tinggikan hadiahnya. Reli mobil bisa dijual kepada sponsor," kata Ricardo.
"Selain itu, kita rangkul mereka yang hobi reli mobil di Malaysia dan Singapura. Mereka tidak punya lahan dan kita menyiapkan lahan di Indonesia. Kita harus siap, karena yang mengatakan kita bagus adalah orang lain, bukan diri kita sendiri," kata Ricardo.
Tentang program Serge KFC Rally Team dalam menyongsong musim kompetisi 2007, Ricardo mengatakan kemungkinan akan menurunkan tiga atau empat mobil, sedangkan dua mobil lainnya akan disiapkan dinaiki pereli berbakat.
"Selain mengikuti putaran nasional, kita merencanakan mengikuti satu atau dua seri internasional Asia Pasifik," kata Ricardo dengan menambahkan, belum ada kepastian dari Hutomo Mandala Putera apakah akan mengikuti putaran reli 2007.
"Dia itu amat hobi reli mobil, namun kita belum tahu apakah ia akan tampil atau tidak pada musim lomba tahun depan," kata Ricardo.
Ia memperhitungkan dalam musim lomba 2007 kegiatan reli mobil di Indonesia semakin bergairah, karena selain beberapa Subaru Impreza yang turun, ia mendengar ada beberapa pereli yang sudah memesan Mitsubishi.
"Gairah reli mobil ini diperlukan dalam usaha kita menyongsong niat menjadi tuan rumah kejuaraan reli dunia dalam beberapa tahun ke depan," kata Ricardo sembari tertawa ketika ditanya wartawan apakah ia berniat mempertahankan gelar juara nasionalnya.
"Biar yang muda-muda saja yang bersaing, kita cukup meramaikan untuk membangun gairah mereka. Kita harus membangun citra positif tentang otomotif pada generasi muda," katanya.
Untuk itu semua, kata Ricardo, badan organisasi otomotif IMI, harus mengubah cara berpikir, tidak lagi seperti selebritis yang mengetengahkan acara-acara seremonial.
"Kalau IMI masih seperti sekarang, kita lama-lama payah. Gaya berpikir harus diubah. Harus ada keinginan untuk memajukan olahraga otomotif, bukan seperti selebritis dan sudah cukuplah gaya-gaya yang bersifat seremonial," kata Ricardo.(*)
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2006