Banyumas (ANTARA) - Menteri Koperasi (Menkop) Budi Arie Setiadi mengatakan peluncuran Koperasi Desa (KopDes) Merah Putih bukan hanya sekadar soal ekonomi, juga menyalakan semangat sejarah dan kearifan lokal dari desa.

“Ini adalah langkah perubahan besar dari akar rumput, demi mewujudkan keadilan ekonomi,” katanya dalam Soft Launching Percontohan KopDes Merah Putih di Desa Dawuhan, Kecamatan Banyumas, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, Sabtu.

Ia mengatakan keberhasilan koperasi desa hanya dapat dicapai dengan dukungan dan partisipasi aktif dari warga.

Terkait dengan hal itu, pihaknya menargetkan setidaknya setengah dari jumlah penduduk Desa Dawuhan yang berjumlah sekitar 2.100 jiwa menjadi anggota aktif koperasi.

Baca juga: Wamenkop sebut kopdes sejalan pemikiran Margono Djodjohadikusumo

“Koperasi ini harus benar-benar dimiliki warga desa. Minimal 1.000 orang harus bergabung agar koperasi kuat dan bermanfaat,” katanya menegaskan.

Selain itu, kata dia, koperasi tidak boleh sekadar menjadi wadah sosial, tetapi harus menjadi lembaga usaha yang sehat dan menguntungkan.

Oleh karena itu, lanjut dia, koperasi harus memperoleh keuntungan paling tidak lebih dari Rp1 miliar.

Baca juga: Koperasi Desa Merah Putih diproyeksikan jadi PSN

“Ini bukan mimpi muluk. Kalau Eyang Margono (RM Margono Djojohadikusumo yang merupakan kakek dari Presiden RI Prabowo Subianto, red.) bisa mendirikan BNI (Bank Negara Indonesia), maka Pak Prabowo pun bisa mendirikan Kopdes Merah Putih, semangat beliau harus kita teruskan,” katanya.

Pewarta: Sumarwoto
Editor: Zaenal Abidin
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.