Jakarta (ANTARA) - Wakil Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman (PKP) Fahri Hamzah mendorong pembangunan perumahan pekerja berbasis inovasi dan kolaborasi di kawasan industri.

“Banyak dari teman-teman pekerja yang harus menempuh jarak cukup jauh setiap hari. Ini tidak ideal dan menjadi dasar kenapa kita ingin menghadirkan solusi,” kata Fahri dalam keterangan resmi yang diterima di Jakarta, Sabtu (21/6).

Dia menekankan pentingnya penyediaan rumah pekerja dengan skema baru yang tidak hanya menekankan aspek murah, tetapi juga kekuatan material dan kelayakan huni.

Salah satu inovasi yang diusung adalah penggunaan bata interlock yang dinilai lebih kuat dan efisien dibanding material konvensional seperti bata merah.

“Rumah pekerja sering dicap seadanya. Padahal, kita bisa hadirkan rumah yang kokoh dan layak huni dengan biaya tetap terjangkau. Produk interlock ini salah satu solusi lokal yang bisa jadi andalan nasional,” katanya.

Dalam skema ini, pemerintah mendorong sinergi antara BUMN seperti BTN sebagai lembaga pembiayaan, produsen material seperti Semen Indonesia, pengembang, dan pemilik lahan lokal. Bahkan, tanah milik masyarakat yang tidak terlalu jauh dari kawasan industri akan dipertimbangkan untuk lokasi pembangunan.

Fahri juga mengatakan bahwa solusi perumahan pekerja harus disesuaikan dengan konteks lokal, termasuk pendapatan minimum dan biaya hidup wilayah.

Baca juga: Wamen PKP identifikasi 600 rumah di Aceh perlu direnovasi

Dia menekankan pentingnya skema pembiayaan khusus lokal yang tidak harus bergantung pada antrian panjang program nasional seperti Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP).

Sebelumnya, Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman (PKP) Maruarar Sirait (Ara) menyerahkan 100 kunci rumah subsidi untuk para pekerja dalam rangka memperingati Hari Buruh Internasional 2025.

Ara mengatakan pihaknya menargetkan pembangunan 20 ribu rumah subsidi bagi para pekerja.

Dengan memiliki rumah subsidi yang berkualitas dengan harga dan cicilan KPR FLPP yang terjangkau, kata dia, para buruh diharapkan bisa lebih semangat dalam bekerja sehingga kesejahteraan mereka meningkat.

Menurut Ara, program penyediaan rumah untuk pekerja ini merupakan kolaborasi antara Kementerian PKP dan Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker) dan mendapat dukungan penuh dari Komisi V DPR RI dan BP Tapera.

Dia juga mengungkapkan keyakinannya bahwa Program 3 Juta Rumah bisa mendorong peningkatan perekonomian Indonesia.

Untuk itu, kata Ara, berbagai terobosan dan inovasi serta kolaborasi dari berbagai pihak dengan semangat gotong royong membangun serta merenovasi rumah rakyat harus dilakukan.

Baca juga: Menteri PKP ingin UI lakukan kajian khusus sektor perumahan
Baca juga: Menteri PKP mempelajari program-program bisa didukung Bank Dunia

Pewarta: Aji Cakti
Editor: Anton Santoso
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.