Tol ini memang dirancang untuk memperlancar pergerakan logistik dari kawasan industri di timur Jakarta, seperti Cibitung dan sekitarnya, langsung ke pelabuhan....

Jakarta (ANTARA) - Pelaku usaha logistik menilai keberadaan Jalan Tol Cibitung-Cilincing (JTCC) makin menunjukkan manfaatnya, karena menjadi penghubung penting antara kawasan industri dan Pelabuhan Tanjung Priok.

Menurut Ketua Umum Dewan Pengurus Wilayah (DPW) Asosiasi Logistik dan Forwarding Indonesia (ALFI) Jakarta Adil Karim, JTCC tepat untuk menjadi bagian dari integrasi koridor wilayah logistik, karena bisa memangkas waktu tempuh secara signifikan.

"Tol ini memang dirancang untuk memperlancar pergerakan logistik dari kawasan industri di timur Jakarta, seperti Cibitung dan sekitarnya, langsung ke pelabuhan, tanpa harus melalui jalur padat seperti Tol Jakarta-Cikampek," ujar dia, dalam keterangannya di Jakarta, Minggu.

Menurutnya pula, Tol Cibitung-Cilincing sebagai solusi dan bagian dari integrasi koridor wilayah logistik yang merupakan upaya menghubungkan berbagai kawasan industri, dengan pusat distribusi seperti pelabuhan dan bandara melalui infrastruktur transportasi seperti jalan tol agar proses pengiriman barang lebih cepat, murah, dan lancar.

Koridor atau jalur yang terintegrasi memungkinkan akses antarwilayah menjadi lebih tersambung tanpa banyak hambatan serta tarif untuk penggunaan infrastruktur seperti tol lebih terkoordinasi dan disesuaikan.

Jika terwujud, kata Adil, integrasi ini dapat membuka peluang bagi penurunan tarif tol secara keseluruhan, sehingga meringankan beban biaya logistik dan mendorong lebih banyak pelaku usaha memanfaatkan infrastruktur yang telah tersedia.

"Di tengah kemacetan di jalur logistik seperti Pelabuhan Tanjung Priok yang semakin padat dan jalan tol eksisting masih belum optimal dimanfaatkan, integrasi koridor logistik menjadi solusi mendesak," katanya lagi.

Namun demikian, ia menyayangkan masih rendahnya tingkat pemanfaatan JTCC oleh pelaku usaha logistik, disebabkan oleh tingginya tarif tol yang dinilai tidak sebanding dengan efisiensi biaya operasional.

“Untuk jarak sekitar 34 kilometer, tarifnya bisa lebih dari Rp100 ribu. Ini memberatkan pengusaha, apalagi sopir truk yang akhirnya enggan lewat tol,” ujarnya.

Oleh karena itu, ALFI mendorong pemerintah dan pengelola tol untuk mengevaluasi tarif Tol Cibitung-Cilincing.

"Kalau tarif bisa lebih bersahabat, sopir akan lebih memilih lewat tol ketimbang jalan biasa. Ini tentu akan mempercepat distribusi logistik secara keseluruhan,” katanya pula.

Baca juga: Pemkab Bekasi perlebar Jalan Raya Gabus permudah akses Tol Cibitung

Baca juga: ALFI sebut pemanfaatan JTCC oleh pelaku usaha logistik masih rendah

Pewarta: Subagyo
Editor: Budisantoso Budiman
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.