Jakarta (ANTARA) - Balapan mobil listrik internasional seri Jakarta di Jakarta International E-Prix Circuit (JIEC) Ancol Jakarta pada Sabtu (21/6) resmi berakhir. Pembalap tim CUPRA KIRO Dan Ticktum keluar sebagai terbaik di musim ke-11 Jakarta E-Prix 2025 dengan catatan waktu 48 menit 33,418 detik meski memulai balapan dari posisi kelima.
Suasana balapan di Jakarta International E-Prix Circuit (JIEC) di kawasan Ancol tak kalah panas. Deru mesin bertenaga listrik berpacu di tengah cuaca terik disertai debu yang terangkat ke udara. Debu menjadi tantangan dalam balapan, bahkan laju kendaraan listrik ini mampu mengangkat debu yang mengendap di lintasan naik ke udara.
Suara mesin bertenaga listrik melesat cepat membuat suara riuh terkagum keluar dari bibir penonton yang hadir langsung di lintasan balap di pesisir utara Jakarta tersebut.
Sorak-sorai ribuan penonton dan warga Jakarta yang hadir di JIEC menjadi candu. Mereka sangat menikmati perlombaan mobil masa depan yang sudah beralih dari bahan bakar fosil menjadi mobil bertenaga listrik yang lebih ramah lingkungan.
Pengunjung yang menonton balapan ini terpukau dengan kecepatan mobil listrik yang melaju melahap setiap sudut tikungan sirkuit balap di kawasan Ancol. Mobil dengan daya 300 Kw mampu melesat kencang bahkan memiliki kecepatan maksimal 322 km/jam.
Balapan mobil listrik internasional Formula E ini bernama ABB FIA Formula E World Championship. Balapan ini awalnya digelar di tahun 2014 di Beijing, Tiongkok, sebagai kejuaraan balap mobil listrik single-seater pertama di dunia.
Balapan listrik ini berkonsep menggabungkan teknologi canggih, keberlanjutan lingkungan, dan aksi balap yang menegangkan.
Jakarta awalnya terpilih sebagai tuan rumah pada musim ke-8, tepatnya pada 4 Juni 2022. Kala itu menjadi Formula E paling banyak ditonton secara domestik dengan total penonton kumulatif mencapai 27,6 juta di Indonesia. Kemudian, pada musim berikutnya Jakarta kembali menggelar balapan internasional ini pada musim ke-9 pada 3-4 Juni 2023.
Namun di musim ke-10, Jakarta tidak ikut terdaftar sebagai tuan rumah balapan alias absen karena jadwal balapan yang bertabrakan dengan pemilu. Baru pada musim ke-11, ABB FIA Formula E World Championship kembali menjadwalkan Jakarta sebagai tuan rumah.
Jakarta E-Prix 2025 kali ini diikuti oleh 22 pembalap dari 11 tim yang berasal dari 10 negara, yaitu Inggris, Swiss, Prancis, Jerman, Belanda, Selandia Baru, Brasil, Barbados, Portugal, dan Belgia.
Balapan Formula E kali ini menampilkan debut GEN3 Evo, mobil balap listrik yang telah mengalami peningkatan kecepatan signifikan, mencatatkan akselerasi 0-60 mph 30 persen lebih cepat daripada mobil F1 terkini, dan 36 persen lebih cepat dibandingkan model GEN3 sebelumnya. Selain menjadi ajang olahraga kelas dunia, Jakarta E-Prix juga diproyeksikan menjadi pendorong pertumbuhan ekonomi serta promosi kendaraan listrik dan energi terbarukan.
Jakpro jadi penyelenggara
PT Jakarta Propertindo (Perseroda) atau Jakpro yang menjadi penyelenggara balapan ini ingin memberikan tanda pada dunia internasional bahwa Jakarta siap bersaing dengan kota global lainnya di dunia.
Pelaksanaan balap ini menjadi gambaran sukses bagaimana Jakarta mampu menyelenggarakan balapan internasional secara apik serta mampu mengangkat nilai jual pertandingan olahraga.
Direktur Utama PT Jakpro, Iwan Takwin menyatakan pelaksanaan Sarinah Jakarta E-Prix 2025 menjadi gambaran bahwa budaya dan teknologi hijau berjalan beriringan.
Pihaknya ingin dunia melihat bagaimana warisan budaya dan teknologi hijau bisa berjalan beriringan dan pelaksanaan ini memperkuat posisi Jakarta sebagai kota global yang berkomitmen pada pembangunan berkelanjutan melalui ajang olahraga internasional.
Sarinah Jakarta E-Prix 2025 diyakini sebagai platform global untuk merayakan warisan sejarah sekaligus mempercepat transformasi ibu kota menuju kota berkelanjutan kelas dunia.
Jakarta yang beberapa tahun lagi berumur lima abad atau 500 tahun tentu harus semakin kokoh menjadi kota yang mampu sejajar dengan kota lain di dunia dan mampu menunjukkan jati diri sebagai kota yang menghargai sejarahnya sekaligus berani memimpin inovasi masa depan.
Direktur Proyek Jakarta E-Prix 2025 Deni Rifky Purwana mempercayai bahwa Jakarta E-Prix 2025 adalah cerminan wajah baru Jakarta sebagai kota yang dinamis, kreatif, dan semakin siap menjadi pusat perhelatan internasional.
Formula E bukan hanya soal kecepatan tapi juga tentang bagaimana merayakan semangat kolaborasi, kreativitas, dan gaya hidup berkelanjutan yang digemari generasi masa kini. Melalui Jakarta E-Prix 2025, pihaknya ingin menghadirkan sebuah pengalaman yang menyatukan olahraga, teknologi, hiburan, dan budaya dalam satu panggung akbar.
Kota Global
Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung Wibowo menilai gelaran Formula E 2025 di Jakarta International E-Prix Circuit, Ancol, Jakarta Utara, berjalan dengan sangat baik, tepat waktu, memberikan kegembiraan bagi warga Jakarta dan Indonesia.
Selain itu, gelaran tersebut juga berjalan dengan tertib. Dirinya masih mempertimbangkan untuk memperpanjang kontrak gelaran Formula E di Jakarta untuk musim-musim berikutnya.
Semua pihak harus duduk bersama antara penyelenggara dan pemerintah mendiskusikan kelangsungan Jakarta sebagai tuan rumah di musim berikutnya.
Harapan untuk Jakarta kembali menggelar balapan ini tentu menjadi pertanyaan karena pelaksanaan event ini memakan biaya yang tidak sedikit, dan tentu dana yang sudah di investasikan harus sesuai dengan dampak ekonomi yang harus didapatkan selama penyelenggaraan
Kontrak antara FEO dan JakPro untuk pelaksanaan International E-Prix berdurasi selama tiga tahun sejak 2022 hingga 2024. Namun, pada 2024 balapan tersebut diundur karena bertabrakan dengan pemilu.
Diketahui, total biaya komitmen tiga tahun dari gelaran itu adalah sebesar 36 juta poundsterling (sekitar Rp653 miliar) untuk kontrak 2022-2024 yang diubah menjadi 2025.
Pada tahun 2022, Institute for Development of Economics and Finance (Indef) yang melakukan kajian menyebutkan dampak ajang balap mobil listrik, Formula E untuk ekonomi Jakarta mencapai Rp2,63 triliun.
Selain itu, Kepala Pusat Makro dan Keuangan Indef M. Rizal Taufikurahman merinci dampak ekonomi dalam satu tahun terdiri dari dampak langsung yakni sejak persiapan hingga balapan dan dampak ekonomi soal peningkatan Pendapatan Domestik Regional Bruto (PDRB) Jakarta. Adapun dampak langsung diperkirakan mencapai Rp597 miliar dan pertumbuhan PDRB Jakarta meningkat 0,1 persen sebesar Rp2,04 triliun.
Dampak langsung itu terdiri dari alokasi belanja modal sebesar Rp213 miliar, alokasi belanja operasional mencapai Rp112 miliar dan biaya komitmen Rp216 miliar. Selain itu, pengeluaran pengunjung dan tiket mencapai Rp52,4 miliar dan transaksi UMKM mencapai Rp4,54 miliar.
Alhasil, tiga kali pelaksanaan Jakarta International E-Prix memberikan bukti bahwa Jakarta mampu menjadi tuan rumah ajang olahraga internasional dan bukti ini juga harus diikuti pergerakan ekonomi yang ingin didapatkan.
Pergerakan ekonomi itu berasal dari kunjungan orang, pembelian tiket, jual beli di kawasan balapan hingga potensi Jakarta semakin dikenal warga dunia sebagai destinasi sport tourism yang mampu meningkatkan pendapatan DKI Jakarta dan membuat putaran ekonomi melesat seperti laju mobil listrik di lintasan Sirkuit Ancol Jakarta International E-prix Circiut (JIEC).
Editor: Slamet Hadi Purnomo
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.