Jakarta (ANTARA News) -Indonesia dan Vietnam yang telah melalui perjalanan waktu relatif panjang untuk memperkuat jalinan persahabatan dan solidaritas akan merayakan ulang tahun ke-60 hubungan diplomatik tahun ini.

Indonesia sendiri akan memperingati ulang tahun peringatan ke-60 Konferensi Asia Afrika (KAA) dan pada saat yang sama memperingati 10 tahun Kemitraan Strategis Baru Asia Afrika (NAASP) dengan rangkaian acara akan digelar mulai 19 hingga 24 April 2015.

Presiden Vietnam Truong Tan Sang dijadwalkan akan berpartisipasi dalam pertemuan tersebut yang juga akan dihadiri sejumlah kepala negara dan pemerintahan.

Indonesia dan Vietnam (pada saat KAA 1955 Vietnam terbagi dua yakni Vietnam Selatan dan Vietnam Utara) termasuk negara pendiri yang aktif dan melakukan kegiatan konstruktif bagi hubungan kedua benua tersebut.

Terkait kerja sama Selatan-Selatan Vietnam siap mengirim para pakarnya ke negara-negara lain di Asia, Afrika dan Amerika Latin untuk membantu dalam produksi pangan dan bidang-bidang lain dalam pengembangan pertanian.

Lebih 30 tahun Vietnam mengalami defisit pangan yang telah teratasi dengan bantuan masyarakat internasional dan dukungan FAO. Vietnam sekarang negara pengimpor. Hanoi ingin berbagi pengalaman di bidang keamanan pangan dan telah bekerja sama dengan Mozambik, Angola, Laos, Kamboja, Kuba dan Haiti, antara lain.

Sehubungan dengan hubungan bilateral, Jakarta dan Hanoi menyelenggarakan berbagai kegiatan diplomasi sosial dan budaya untuk meningkatkan kesadaran rakyat Indonesia dan Vietnam bagi pemahaman dan pengetahuan yang lebih baik mengenai informasi, budaya dan nilai-nilai yang dianut oleh masing-masing pihak.

Kegiatan-kegiatan diplomasi sosial dan budaya dilaksanakan untuk mempromosikan seni dan budaya Indonesia, memperluas jejaring dan kerja sama antara Kedutaan RI dan media massa, partisipasi Indonesia dalam kegiatan-kegiatan sosial, budaya dan olah raga di Vietnam, memfasilitasi kunjungan pejabat Indonesia ke Vietnam.

Rencana Aksi (PoA) mengenai Implementasi Kemitraan Strategis Indonesia dan Vietnam 2014-2018 menyebutkan kedua negara menyelenggarakan Pekan Budaya Vietnam di Indonesia dan Pekan Budaya Indonesia di Vietnam pada 2014, sebagai persiapan untuk perayaan ulang tahun ke-60 hubungan diplomatik Indonesia dan Vietnam pada 2015.

Pejabat Indonesia setingkat menteri yang berkunjung baru-baru ini ke Vietnam ialah Menteri Luar Negeri Retno Marsudi. Ia mengadakan kunjungan kehormatan kepada Perdana Menteri Nguyen Tan Dung di Hanoi.

Menlu Retno yang mengadakan lawatan dua-hari di Vietnam memberi tahu PM Dung mengenai hasil pertemuannya dengan Deputi PM dan juga Menteri Luar Negeri Pham Binh Minh. Dia mengatakan yakin bahwa hubungan bilateral kedua negara akan tumbuh lebih kuat pada tahun-tahun mendatang.

Dia mengatakan kedua pihak sepakat untuk mempercepat pelaksanaan rencana aksi mereka mengenai kemitraan strategis Indonesia-Vietnam pada periode 2014-2018, dan juga menggalakkan hubungan ekonomi, perdaganagn dan investasi.

PM Dung mengatakan dia yakin kunjungan Menlu Retno akan memberikan sumbangan bagi peningkatan persahabatan dan kemitraan strategis antara kedua bangsa. Ia mengatakan masih ada ruang bagi kedua pihak yang memiliki potensi untuk meningkatkan kerja sama khususnys di bidang ekonomi, perdagangan dan investasi.

Promosikan
PM Vietnam menyatakan sebagai negara bertetangga dan anggota ASEAN, Vietnam dan Indonesia perlu mempromosikan dialog untuk mendefinisikan zona ekonomi eksklusif di laut, dengan menambahkan sementara perundingan-perundingan masih harus dirampungkan, ia berharap pihak Indonesia akan memperlakukan nelayan Vietnam dan kapal-kapal yang melintas ke wilayah Indonesia dengan semangat persahabatan tradisional dan kemitraan strategis.

Vietnam bersedia bekerja dengan Indonesia untuk mengatasi isu-isu terkait itu, kata pemimpin Vietnam.

Menanggapi saran-saran PM Dung, Menlu Retno mengatakan Indonesia akan bekerja dengan tim Vietnam mengatasi masalah-masalah tersebut.

Mengenai isu Laut Tiongkok Selatan (Vietnam menyebutnya Laut Timur), Menlu mengatakan Indonesia mendukung Deklarasi Perilaku Para Pihak (DoC) di kawasan itu dan pembentukan Tata Perilaku (CoC) di kawasan tersebut.

Target perdagangan bilateral
Dalam pertemuan Menlu Retno dengan Deputi PM dan Menlu Pham Binh Minh, keduanya sepakat bahwa mereka akan bekerja lebih keras untuk mencapai sasaran meningkatkan perdagangan dua bilateral hingga mencapai 10 miliar dolar AS pada 2018. Tahun 2014, kedua negara mencatat nilai perdagangan mencapai 5,4 miliar dolar AS.

Kedua menteri juga sepakat untuk meningkatkan konsultasi yang bertujuan untuk mengatasi semua masalah yang timbul atas semangat persahabatan dan keemitraan antara kedua negara.

Menlu Retno menyatakan pemerintah baru di Indonesia memberikan perhatian pada penguatan hubungan dengan Vietnam.

Kedua menteri menyatakan gembira atas hubungan yang berkembang di antara dua negara selama beberapa tahun terakhir khususnya di bidang politik, pertahanan-keamanan dan ekonomi. Secara khusus Menlu Retno mengatakan Indonesia akan mendukung Vietnam untuk memenuhi kewajibannya sebagai Ketua APEC pada 2017.

Minh dan Retno menekankan pentingnya perdamaian, stabilitas, keamanan maritim dan penerbangan, keselamatan dan kebebasan di Laut Tiongkok Selatan dan juga penyelesaian perselisihan melalui cara-cara damai sesuai dengan hukum internasional, termasuk UNCLOS tahun 1982.

Mereka menyerukan semua pihak untuk menahan diri dari aksi-aksi yang dapat meningkatkan ketegangan termasuk penggunaan dan ancaman untuk menggunakan kekuatan atau secara sepihak mengubah status quo di kawasan itu.

Pernyataan tersebut merupakan refleksi dari hubungan bilateral yang erat setelah melewati jalan panjang, dan kedua negara bertekad untuk memberikan sumbangan bagi kawasan tempat Indonesia dan Vietnam berada menjadi aman, damai dan makmur, dan bagi internasional.

Oleh Mohammad Anthoni
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2015