Jakarta (ANTARA) - Sebuah pameran dokumentasi bertajuk Act for Farmed Animals menghadirkan pengalaman visual yang merefleksikan tentang sistem peternakan ayam petelur di seluruh dunia.
“Pameran ini merupakan koleksi dokumentasi paling lengkap yang kami tampilkan, mencerminkan kondisi nyata ayam betina di 37 negara,” kata pemimpin kampanye Act for Farmed Animals, Elfha Shavira dalam keterangan tertulis di Jakarta, Minggu.
Elfha mengatakan bahwa pameran ini berlangsung di Taman Ismail Marzuki, Cikini, Jakarta dengan menampilkan 37 spanduk setinggi dua meter yang membentuk koridor menyerupai kandang ayam.
Baca juga: Syakieb Sungkar gelar instalasi seni surealistik "The Cats World"
Masing-masing instalasi memuat dokumentasi asli dari kondisi ayam betina dalam kandang sempit di berbagai negara, termasuk Indonesia.
Melalui pendekatan visual dan emosional, pameran ini diharapkan dapat menjadi sarana edukatif bagi publik untuk lebih memahami aspek kesejahteraan hewan dalam industri pangan.
“Kami berharap ini dapat menyampaikan pesan kepada publik dan para pelaku industri, bahwa konsumen kini semakin memperhatikan etika dalam proses produksi makanan," ujarnya.
Lebih lanjut, pameran juga diisi dengan interaksi bersama relawan yang membagikan informasi dan edukasi melalui selebaran maupun video informatif.
Tak hanya itu, pengunjung juga dapat menyaksikan rekaman visual tentang praktik peternakan ayam petelur dalam sistem kandang sempit, serta peran penting sektor industri dalam mendorong perubahan ke arah yang lebih berkelanjutan.
Sejak 2020, Act for Farmed Animals bersama jaringan global Open Wing Alliance telah mengajak lebih dari 50 perusahaan di Indonesia untuk mengadopsi kebijakan bebas kandang sangkar.
Meski demikian, sebagian besar industri telur di dalam negeri masih menerapkan sistem yang membatasi pergerakan ayam dan tidak memungkinkan perilaku alaminya, seperti mengepakkan sayap.
Elfha mengungkapkan, pameran ini juga menyoroti pentingnya transparansi dan akuntabilitas dari perusahaan yang telah menyatakan komitmennya terhadap kebijakan bebas sangkar.
Berdasarkan pemantauan organisasi, beberapa perusahaan multinasional yang beroperasi di Indonesia belum sepenuhnya melaporkan perkembangan komitmen tersebut secara terbuka.
Ia menambahkan, lebih dari 2.000 perusahaan dunia telah menyatakan komitmen untuk meninggalkan sistem kandang sempit dan beralih pada model peternakan yang lebih beretika.
Melalui inisiatif ini, Act for Farmed Animals ingin menginspirasi perubahan bertahap namun signifikan dalam sistem produksi pangan, dimulai dari pemahaman dan empati terhadap hewan yang menjadi bagian dari rantai konsumsi.
“Kita perlu pantau kemajuan implementasi dari janji yang sudah dibuat perusahaan," katanya.
Baca juga: Pameran China-Asia selatan suguhkan Keindahan budaya Asia selatan
Baca juga: Menengok produk kopi global saat Pameran China-Asia Selatan di Kunming
Baca juga: Fokus perdagangan dan industri, Pameran China-Asia Selatan ke-9 dibuka
Pewarta: Adimas Raditya Fahky P
Editor: Maria Rosari Dwi Putri
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.