Bisa dibilang, kendaraan ini berperan krusial dalam menentukan lokasi koordinat musuh yang akan dihancurkan.
Belitung Timur (ANTARA) - Kendaraan GFAC (Ground Forward Attack Control) milik Detasemen Matra 1 Pengendali Tempur (Dalpur) Wing Komando I Kopasgat TNI AU merupakan salah satu kendaraan tempur yang mempunyai peran penting dalam menyukseskan misi pertahanan.
Komandan Wing Komando I Kopasgat Kolonel Pas Helmi A. Nange di lokasi latihan, Belitung Timur, menjelaskan bahwa kendaraan ini pada dasarnya merupakan Isuzu D-Max yang dimodifikasi dengan beberapa alat canggih seperti radio pemancar serta radar.
Dalam persiapan latihan Hardha Martuha I 2025 di Belitung yang digelar Wing Komando I Kopasgat di Desa Buding, Kecamatan Kelapa Kampit, Kabupaten Belitung Timur, ANTARA pada hari Minggu berkesempatan untuk melihat lebih dekat kendaraan tempur ini.
"Bisa dibilang, kendaraan ini berperan krusial dalam menentukan lokasi koordinat musuh yang akan dihancurkan," ujarnya.
Kendaraan ini dilengkapi dengan dua radio, yakni Radio RF 4050 dan Radio 2350. Masing-masing radio dilengkapi dengan alat jaming untuk menghindari peretasan.
Dua radio ini memiliki daya jangkau cukup jauh yang memungkinkan untuk berkomunikasi dengan pesawat.
Sejauh ini, radio tersebut sudah dicoba dengan jarak terjauh hingga mencapai 50 kilometer ke udara.
Kendaraan ini, kata Kolonel Pas Helmi A. Nange, juga dilengkapi dengan long range camera monitoring system dengan spesifikasi metode progresif scan, zoom 36 kali, sensor uncooled, sensor 1/4 exfiew thermal imager uncooled infrared focal plane detector yang berfungsi sebagai BDA (Bomb Damage Assessment) atau hasil penembakan pesawat tempur.
Kolonel Pas Nange menjelaskan bahwa BDA dapat untuk mendeteksi sasaran manusia pada malam hari.
Mobil radio ini juga pernah tersambung dengan beberapa pesawat udara TNI AU, yakni CN-295, F-16, Super Tucano, T-50 hingga Hawk 100/200.
Tidak hanya mobil ini, lanjut dia, Tim Dalpur Detasemen Matra 1 juga memiliki radio yang lebih kecil, yakni RF 23 yang memiliki daya jangkau 18 kilometer.
Baca juga: Kopasgat TNI AU diterjunkan untuk evakuasi penumpang Saudi Airlines
Baca juga: TNI AU adakan latihan "Hardha Dedali Gesit" asah kemampuan Kopasgat
Tugas Krusial
Kolonel Pas Nange mengatakan bahwa Satuan Matra Dalpur berfungsi sebagai pembuka jalur sebelum batalion komando melakukan penyerangan.

Dengan mobil GFAC ataupun RF 23, Satuan Matra Dalpur berfungsi untuk menyusup untuk melihat kondisi dan denah wilayah rawan.
Dengan pengamatan yang cermat dari Satuan Matra Dalpur, mereka lalu menyusun koordinat dan mengirimkan informasi itu lewat GFAC ataupun RF 23.
Komandan Wing Komando I Kopasgat menekankan bahwa pengamatan dan informasi yang dikirimkan haruslah tepat agar sasaran tempur tidak meleset.
Setelah informasi disampaikan lewat radio, pihak pusat pun langsung bisa melakukan penyerangan berupa menerjunkan pasukan batalion ataupun serangan udara.
Baca juga: Wing Komando I Kopasgat sajikan makanan sahur untuk korban banjir
Baca juga: Wing Komando I Kopasgat siapkan mobil dapur untuk bantu korban banjir
Penugasan
"Satuan Matra Dalpur dengan GFACnya pernah terlibat dalam beberapa tugas besar pertahanan negara. Beberapa di antaranya Operasi Madago Raya atau Tinombala di Poso 2017," kata Kolonel Pas Nange.

Operasi gabungan Polri dan TNI itu bertujuan menangkap anggota Mujahidin Indonesia Timur (MIT), kelompok teroris Indonesia yang mendukung ISIS pimpinan Santoso.
Selain itu, GFAC juga pernah diturunkan Wing Komando I Kopasgat untuk mengamankan jalannya G20 di Bali pada tahun 2024.
Kini, kendaraan tersebut akan kembali unjuk gigi dalam latihan Hardha Martuha I 2025 di Belitung yang digelar Wing Komando I Kopasgat, Rabu (25/6) mendatang.
Pewarta: Walda Marison
Editor: D.Dj. Kliwantoro
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.