Dengan infrastruktur, data, dan kemauan politik yang tepat, Indonesia memiliki potensi besar menjadi rumah bagi AI yang tidak hanya pintar, tetapi juga relevan secara lokal dan etis secara global
Jakarta (ANTARA) - Praktisi kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) Muhammad Muchlas Rowi mengatakan, penggunaan AI dapat membantu mengoptimalkan layanan usaha kecil dan menengah (UKM) maupun startup kepada pelanggan.
Penggunaan AI bisa digunakan untuk personalisasi guna menyesuaikan pengalaman, konten, atau layanan agar selaras dengan preferensi, kebutuhan, dan perilaku individu atau kelompok tertentu.
"Dengan infrastruktur, data, dan kemauan politik yang tepat, Indonesia memiliki potensi besar menjadi rumah bagi AI yang tidak hanya pintar, tetapi juga relevan secara lokal dan etis secara global," ujar Muchlas yang merupakan inisiator Monpai.id dalam keterangan di Jakarta, Senin.
Platform AI assistant, Monpai.id, menyasar penggunaan di sektor layanan pelanggan, pendidikan, hingga lembaga pemerintahan. Dengan fitur chatbot yang bisa dibentuk sesuai karakteristik tugas, pengguna bisa menciptakan asisten khusus.
Bukan sekadar chatbot, platform AI assistant ini dapat dilatih dan disesuaikan dengan kebutuhan serta karakteristik pengguna.
"Chatbot ini tidak hanya menjawab pertanyaan, tetapi belajar dari interaksi dan preferensi penggunanya. Keunggulan personalisasi ini memberi pengalaman yang jauh lebih relevan dibandingkan AI generik," tuturnya.
Untuk pelaku UKM maupun startup, platform itu bisa dimanfaatkan sebagai layanan pelanggan otomatis yang aktif 24 jam, menjawab pertanyaan pelanggan tanpa jeda.
"Ini sebagai AI asisten yang bisa dilatih secara spesifik dan menyatu dengan identitas pengguna," tutur lulusan filsafat UGM itu.
Platform AI assistant itu juga mampu menganalisis dokumen dan gambar, memproses voice message, serta merespons dalam berbagai bentuk interaksi.
"Fitur ini menjadikan Monpai bukan hanya sebagai asisten digital biasa, melainkan co-worker digital yang multifungsi," ujarnya.
Platform AI assistant ini terintegrasi dengan sejumlah large language model (LLM) ternama seperti GPT-4, Gemini, dan Anthropic Claude, memungkinkan pengguna memilih model yang paling sesuai dengan kebutuhan mereka.
Muchlas mengatakan AI assistant itu bisa diintegrasikan di berbagai platform, mulai dari portal website, media sosial, hingga WhatsApp, menjadikan pengalaman interaksi dengan AI lebih natural dan mudah diakses oleh berbagai lapisan pengguna.
Platform AI itu juga mampu mengelola dan memahami dataset spesifik. Pengguna dapat mengunggah dokumen dalam bentuk Word, PDF, atau bahkan menyematkan tautan situs web sebagai sumber pelatihan bagi AI mereka.
Fitur ini memungkinkan AI untuk bekerja berdasarkan data institusional yang spesifik, termasuk untuk memahami dokumen regulasi, kebijakan organisasi, atau materi pelajaran tertentu.
Baca juga: Kadin Indonesia manfaatkan AI bantu UKM menembus pasar global
Pewarta: Martha Herlinawati Simanjuntak
Editor: Ahmad Buchori
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.