Jakarta (ANTARA News) - Profesor Obstetri dan Ginekologi dari Universitas Indonesia, Prof. Dr. dr. Biran Affandi, SpOG(K), mengungkapkan bahwa perdarahan berlebih saat menstruasi atau heavy menstrual bleeding (HMB) berdampak negatif bagi tubuh, salah satunya bisa menyebabkan anemia.

“Perdarahan berlebih bisa sebabkan anemia,” kata Biran di Jakarta, Senin.

Selain itu, perdarahan berlebih juga menyebabkan kelelahan fisik, tekanan emosional, disfungsi seksual dan menganggu aktivitas sehari-hari.

Biran mengatakan, sekitar 30 persen perempuan tak menyadari mengalami pendarahan berlebih saat menstruasi. Padahal, kata dia, kondisi ini bisa dikenali di antaranya dengan kondisi tubuh yang lemas dan terganggunya aktivitas sehari-hari.

Perempuan yang mengalami perdarahan berlebih saat menstruasi umumnya harus mengganti pembalut setiap jam berturut-turut dalam kurun waktu lebih dari tujuh hari, karena produksi darahya bisa mencapai 80 ml per hari.

Perdarahan berlebih biasanya terjadi karena berbagai penyebab di antaranya ketidakseimbangan hormon terutama estrogen dan progesteron, adanya tumor pada uterus, infeksi pada uterus, tuba falopi dan organ lain dalam sistem reproduksi.

Pada beberapa kasus yang jarang terjadi, kanker serviks dan ovarium juga bisa menyebabkan perdarahan berlebih saat menstruasi.

Tak hanya itu, kondisi medis seperti penyakit tiroid, hati dan ginjal pun termasuk penyebab lainnya.

Pewarta: Lia Wanadriani Santosa
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2015