Sampai penerbangan di Kloter 16 itu sudah 6.269 orang haji yang sudah tiba di Tanah Air dan masih akan berlangsung selama empat hari untuk gelombang pertama ini
Makassar (ANTARA) - Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Debarkasi Ujung Pandang (Upg) Makassar mencatat sudah 6.269 orang haji yang telah tiba di Tanah Air dan diterima di Asrama Haji Sudiang Makassar, Sulawesi Selatan.
Kepala Bidang Akomodasi PPIH Debarkasi UPG Wahyuddin Hakim saat penerimaan jamaah haji Kloter 16 di Asrama Haji Sudiang Makassar, Senin, menyampaikan pemulangan jamaah haji untuk gelombang pertama masih akan berlangsung selama empat hari.
"Sampai penerbangan di Kloter 16 itu sudah 6.269 orang haji yang sudah tiba di Tanah Air dan masih akan berlangsung selama empat hari untuk gelombang pertama ini," ujarnya.
Pada rombongan kedatangan Kloter 16 ini berasal dari Kabupaten Luwu yang membawa 272 orang haji dan Kabupaten Pangkajene Kepulauan (Pangkep) 114 orang.
Baca juga: Sambut jamaah di Makassar, Direktur Haji Kemenag sampaikan pesan ini
Wahyudin Hakim mengatakan jamaah haji Kloter 16 patut bersyukur karena telah mendapat kesempatan melaksanakan ibadah haji meskipun melalui pengorbanan dan perjuangan yang amat berat.
“Masyarakat Luwu sekarang daftar tunggunya sudah 25 tahun, sementara Pangkep 34 tahun. Jadi mari kita bersyukur bahwa kita telah menunaikan ibadah haji walau melalui pengorbanan dan perjuangan yang amat berat,” katanya.
Kloter 16 ini diterima secara resmi oleh Wakil Bupati (Wabup) Pangkep Abd Rahman Assagaf mewakili pemerintah daerah asal jamaah.
Adapun operasional pemulangan jamaah haji gelombang pertama akan berakhir pada 26 Juni 2026, dimana pada gelombang pertama ini terdapat 21 kloter dan 20 kloter sisanya akan dipulangkan pada gelombang kedua mulai 27 Juni hingga 10 Juli 2025.
Baca juga: Pemulangan lancar, lebih 74 ribu jamaah haji reguler tiba di tanah air
Pewarta: Muh. Hasanuddin
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.