Riyadh (ANTARA) - Dewan Kerja Sama Teluk (Gulf Cooperation Council/GCC) pada Minggu (22/6) mengatakan tidak terdeteksi adanya tingkat radiasi abnormal di seluruh negara anggotanya pascaserangan Amerika Serikat (AS) terhadap fasilitas nuklir di Iran.
Dalam sebuah pernyataan yang dirilis melalui Pusat Manajemen Darurat, Sekretariat Jenderal GCC mengonfirmasikan bahwa indikator radiasi dan lingkungan tetap berada dalam batas aman dan dapat diterima secara teknis.
GCC menyatakan pihaknya sedang berkoordinasi dengan otoritas nasional untuk memastikan pemantauan yang kontinu melalui sistem pengawasan dan peringatan dini yang telah ditetapkan. Pembaruan rutin akan diberikan seiring dengan ketersediaan data terbaru, kata dewan tersebut.
Badan Energi Atom Internasional (International Atomic Energy Agency/IAEA) pada Minggu juga melaporkan tidak terdeteksi adanya peningkatan level radiasi di luar lokasi (off-site) pascaserangan AS terhadap tiga fasilitas nuklir Iran, termasuk situs bawah tanah Fordow. IAEA menyatakan pihaknya akan terus memantau situasi seiring munculnya informasi lebih lanjut.
Perkembangan tersebut terjadi setelah Presiden AS Donald Trump pada Sabtu (21/6) mengumumkan pasukan AS telah melancarkan serangan terhadap fasilitas nuklir Fordow, Natanz, dan Isfahan di Iran.
Serangan AS itu dilakukan menyusul serangkaian serangan Israel yang dimulai pada 13 Juni, yang menargetkan situs-situs nuklir dan militer Iran. Serangan Israel tersebut menewaskan sejumlah komandan militer senior, ilmuwan nuklir, dan warga sipil Iran, demikian menurut media kelolaan pemerintah Iran.
Iran melancarkan serangan balasan dengan rudal dan drone ke wilayah Israel. Hingga Sabtu, lebih dari 400 orang tewas dan lebih dari 3.500 lainnya luka-luka di Iran, ungkap Kementerian Kesehatan Iran. Di Israel, otoritas melaporkan 24 korban jiwa akibat eskalasi tersebut.
Pewarta: Xinhua
Editor: Benardy Ferdiansyah
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.