Jakarta (ANTARA) - PT Pertamina Gas (Pertagas) sebagai bagian dari Subholding Gas Pertamina menjembatani kebutuhan industri dan kedaulatan energi nasional dengan menggelar dialog bersama pelaku industri.
Kegiatan bertajuk Forum Pertagas Integrated Pipeline and Energy Summit (PIPES) 2025 menjadi wadah strategis bagi pelaku industri berdialog dalam Plenary Session II bertema “Balancing Market Needs and Strengthening National Energy Sovereignty” secara konstruktif dan visioner.
Direktur Utama PT Pertamina Gas Gamal Imam Santoso menekankan peran pihaknya di sektor midstream adalah menjembatani ketidakseimbangan suplai dan permintaan antarwilayah, serta memastikan energi dapat diakses oleh seluruh lapisan industri.
“Kami mengusung pendekatan tiga tahap integrasi yakni interkoneksi, integrasi, dan interoperability," kata Gamal sebagaimana keterangan di Jakarta, Senin.
Menurutnya, integrasi infrastruktur midstream penting sebagai penghubung potensi gas bumi hulu dan kebutuhan hilir, agar manfaatnya merata ke kawasan industri mapan dan pusat pertumbuhan baru melalui kolaborasi semua pihak.
Diskusi tersebut menekankan pentingnya peran infrastruktur energi dan kolaborasi lintas sektor dalam memperkuat pasokan gas domestik guna mendukung pertumbuhan industri sekaligus mewujudkan kedaulatan energi nasional.
Kegiatan itu menghadirkan para pelaku industri yakni PT INALUM; Mubadala Energi; Husky-CNOOC Madura Limited (HCML); PT Kawasan Industri Terpadu Batang (KITB), serta Direktur Utama PT Pertamina Gas.
VP Marketing, Legal & Business Support Husky-CNOOC Madura Limited (HCML) Wahyudin Sunarya menekankan pentingnya kesiapan infrastruktur midstream. Tanpa jalur transmisi, pertumbuhan sektor hulu akan stagnan.
“Tanpa midstream, upstream tidak bisa tumbuh. Penemuan cadangan gas baru sangat bergantung pada kesiapan jaringan pipa. Interkoneksi seperti EJGP–Gresem–Cisem menjadi pintu masuk penting untuk membuka pasar di wilayah-wilayah seperti Jawa Barat yang selama ini sulit dijangkau secara keekonomian,” tegasnya.
Sementara itu, dari perspektif global, VP HSSE & AI and Partnership Mubadala Energi Widi Hernowo menyampaikan potensi besar blok Andaman di kawasan utara Indonesia.
Namun ia menegaskan, tanpa dukungan pipa transmisi nasional, potensi tersebut akan sulit direalisasikan secara komersial.
“Cadangan Andaman sangat besar, namun komersialisasinya sangat bergantung pada keberadaan infrastruktur pipa milik Pertagas agar dapat tersambung dengan pasar domestik secara efisien,” kata Widi.
Direktur Operasi PT INALUM Ivan Ermisyam menjelaskan keberlanjutan industri hilirisasi logam sangat bergantung pada pasokan gas yang stabil dan efisien secara harga.
Biaya energi merupakan komponen dominan dalam operasional sehingga pihaknya berharap alokasi gas pipa tetap diberikan kepada INALUM agar rencana ekspansi pabrik di Kalimantan dapat berjalan dengan efisien dan berdaya saing.
Kepala Divisi Operasi, IT dan Services PT Kawasan Industri Terpadu Batang (KITB) Marfan Trihartiko menggarisbawahi pertumbuhan kawasan industri tidak hanya ditentukan oleh lokasi, tetapi juga oleh kesiapan infrastruktur energi.
“KITB sangat berterima kasih atas kehadiran pipa Cisem yang dibangun oleh Pemerintah RI. Ini sangat mendukung perkembangan KITB sebagai kawasan industri baru. Ke depan, kami menargetkan Batang menjadi Kota Industri yang membutuhkan pasokan energi yang andal dan berkelanjutan," katanya.
Diskusi sesi itu menegaskan pembangunan infrastruktur gas bumi harus seimbang antara suplai dan demand, dengan dukungan konektivitas kuat, perencanaan bersama, serta keberanian berinvestasi secara strategis dan berkelanjutan.
Melalui sesi ini, PIPES 2025 memperlihatkan sinergi antara bisnis dan kepentingan nasional bukan hanya mungkin dilakukan, tetapi merupakan satu-satunya jalan menuju kemandirian energi.
Komitmen industri dan pemerintah untuk terus menyelaraskan pasokan dan kebutuhan energi domestik menjadi pondasi penting dalam mewujudkan Indonesia yang mandiri energi.
Dengan semangat kolaborasi dan keberlanjutan, sektor gas bumi nasional siap menghadapi tantangan global dan menjawab kebutuhan strategis dalam negeri secara optimal.
Baca juga: PIPES 2025 soroti pentingnya infrastruktur energi terintegrasi
Baca juga: Pertagas: Peran "midstream" strategis dalam monetisasi lapangan gas
Baca juga: Pertagas teken PJBG amankan pasokan gas industri dan kelistrikan Jabar
Pewarta: Muhammad Harianto
Editor: Biqwanto Situmorang
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.