New York City (ANTARA) - Amerika Serikat (AS) pada Minggu (22/6) dihadapkan dengan aksi unjuk rasa antiperang di New York City, Washington DC, dan sejumlah tempat lainnya di seluruh negeri menyusul serangan AS terhadap tiga situs nuklir di Iran sehari sebelumnya.
Sekitar 100 pengunjuk rasa berkumpul di Times Square, mengusung spanduk bertuliskan "Hentikan Perang terhadap Iran", "Jangan Ganggu Iran", dan sebagainya. Sekelompok orang juga menggelar aksi unjuk rasa serupa di luar Gedung Putih, menurut sejumlah video yang beredar di media sosial.
Unjuk rasa ini direncanakan di lebih dari 15 kota di seluruh AS, lansir situs web ANSWER Coalition, salah satu penyelenggara aksi unjuk rasa tersebut. "Pengeboman tanpa alasan terhadap fasilitas nuklir Iran oleh (Presiden AS Donald) Trump jelas merupakan kejahatan perang. Hal tersebut melanggar Piagam PBB, hukum internasional, dan Konstitusi AS. Serangan itu beresiko memicu perang regional atau bahkan global dengan korban massal, radiasi nuklir, dan konsekuensi yang menghancurkan," bunyi sebuah unggahan di situs web tersebut.
"Kami menuntut serangan AS dan Israel terhadap Iran dan kedaulatannya segera dihentikan," kata ANSWER Coalition. Rakyat Amerika Serikat menginginkan lebih banyak dana untuk perawatan kesehatan, pendidikan, dan infrastruktur, sementara Trump dan para pendukung perang meluncurkan perang baru yang mengancam dunia, menumpahkan darah rakyat Iran, dan pada akhirnya warga AS, serta hanya menguntungkan kompleks militer-industri, kata koalisi tersebut.
"Presiden Trump mengambil keputusan penting yang berpotensi menimbulkan konsekuensi negatif tanpa persetujuan Kongres, meskipun hal tersebut akan memicu balasan serius dari Iran dan menempatkan tentara Amerika langsung dalam bahaya. Hal itu dilakukan bukan sebagai respons terhadap ancaman yang mendesak," kata Etan Mabourakh, manajer organisasi National Iranian American Council.
"Kami mendesak untuk menahan diri. Kami mendesak diplomasi. Diplomasi merupakan satu-satunya cara untuk menyelesaikan masalah. Bom tidak pernah membawa pembebasan," kata Mabourakh di Times Square.
AS diperkirakan akan menyaksikan lebih banyak aksi unjuk rasa serupa dalam beberapa hari ke depan, termasuk unjuk rasa nasional di Washington DC pada 28 Juni, menurut situs web tersebut.
Pewarta: Xinhua
Editor: Santoso
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.