proyek tersebut dapat memberikan gambaran pendekatan skrining yang baik, mulai dari proses edukasi hingga tata laksana

Surabaya, Jawa Timur (ANTARA) - Dinas Kesehatan Jawa Timur mengatakan, proyek percontohan skrining kanker leher rahim berbasis HPV DNA dengan model hub-and-spoke dan metode pengambilan sampel mandiri di Surabaya dan Sidoarjo dapat memperkuat empat upaya pencegahan kanker serviks.

Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinkes Jatim Sulvy Dwi Anggraini mengatakan di Surabaya, Jawa Timur, Senin, bahwa keempat upaya tersebut yakni promosi kesehatan, deteksi dini, perlindungan khusus atau vaksin, serta tata laksana yang sesuai dengan standar.

Sulvy menjelaskan, tingkat sensitivitas oleh PCR yang digunakan dalam skrining HPV DNA lebih tinggi, yakni lebih dari 90 persen, sehingga lesi prakanker lebih mudah ditemukan sejak dini.

Dalam kesempatan itu dia mengungkapkan dukungannya kepada inisiatif Kementerian Kesehatan, Jhpiego, Biofarma, dan Roche yang memperkenalkan metode pengambilan sampel mandiri untuk tes HPV DNA dalam skrining kanker serviks.

Baca juga: Pilot project HPV DNA sampling mandiri targetkan 5.500 warga Surabaya

Baca juga: CCEF di Bali bakal perkuat komitmen eliminasi kanker serviks global

Dia juga menjelaskan, metode tersebut dapat mengatasi sejumlah tantangan dalam perluasan cakupan skrining kanker serviks, seperti rasa malu dan tidak nyaman pada pasien yang dapat timbul saat menggunakan metode lain seperti IVA atau pap smear.

Selain itu, metode itu memungkinkan daerah yang akses layanan kesehatannya kurang untuk mengirimkan sampelnya ke laboratorium di daerah lain dan tetap mendapatkan hasil skrining.

Namun demikian, menurut dia, masih ada tantangan dalam promosi tes HPV DNA, contohnya masyarakat yang belum mengetahui bahwa kanker serviks bisa dicegah tidak seperti kanker lainnya, kapabilitas tenaga kesehatan dalam pelaksanaan tes tersebut, serta sarana dan prasarana.

Sulvy melanjutkan, proyek percontohan itu dilaksanakan di Surabaya sebagai daerah yang merepresentasikan demografi dan fasilitas di perkotaan, serta di Sidoarjo yang mewakili lanskap pedesaan.

Sebanyak 5.500 orang di Surabaya dan 923 di Sidoarjo, katanya, ditargetkan untuk tes HPV DNA dalam proyek tersebut.

"Diharapkan pada Desember 2025, proyek tersebut dapat memberikan gambaran pendekatan skrining yang baik, mulai dari proses edukasi hingga tata laksana, sehingga bisa diterapkan di kabupaten dan kota lainnya, bahkan tingkat nasional," katanya.

Baca juga: Kemenkes: Anak lelaki juga divaksin HPV guna eliminasi kanker serviks

Baca juga: Kanker Serviks sasar ribuan perempuan tiap tahun, kenali gejalanya

Dalam kesempatan yang sama, Head of Government and Market Access Diagnostics Division Roche Indonesia Mita Rosalina menyebutkan, pihaknya mendukung proyek percontohan tersebut melalui alat-alat seperti kit untuk pengambilan sampel mandiri dan mesin untuk membaca sampel tersebut secara otomatis.

Selain itu, kata Mita, pihaknya berkolaborasi dengan pemangku kepentingan terkait seperti Kementerian Kesehatan, Jhpiego, dan Biofarma, agar proyek tes HPV DNA ini dapat dilakukan secara konsisten dan direplikasi secara nasional.

"Kami sudah melaporkan ke Pak Wamen (Wakil Menteri Kesehatan Dante Saksono Harbuwono). Pak Wamen juga sangat bangga sekali dengan pencapaian yang dilakukan oleh studi percontohan ini," katanya.

Adapun per 13 Juni, sekitar 45 persen dari 5.500 warga Surabaya yang ditargetkan dalam proyek tersebut telah mendapatkan tes HPV DNA. Kemudian, sebanyak sekitar 95 persen sampel sudah dianalisis laboratorium, dan ditemukan positivity rate sebesar 4,6 persen.

Selain itu, sebesar 26,9 persen pasien terdeteksi positif HPV. Sebanyak 26,2 telah mendapatkan tindak lanjut berupa ablasi termal, dan sisanya dijadwalkan untuk tindak lanjut pada Juni dan Juli 2025.

Baca juga: Mengapa vaksin HPV penting untuk perempuan?

Baca juga: HPV tak hanya serang perempuan, lelaki pun berisiko terinfeksi

Baca juga: Kanker serviks bisa dicegah dan disembuhkan

Pewarta: Mecca Yumna Ning Prisie
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.