"Perdagangan merupakan bagian penting dari kemajuan Indonesia.."
Jakarta (ANTARA News)  - Pemerintah bertekad mewujudkan dekade emas kedua bagi Indonesia melalui kekuatan peningkatan ekonomi dan perdagangan.

"Perdagangan merupakan bagian penting dari kemajuan Indonesia dan perwujudan dekade-dekade emas ke depan. Oleh karenanya, kami bertekad untuk meningkatkan ekspor 300 persen dalam lima tahun ke depan. Hal ini pula yang menjadi pusat perhatian Presiden Joko Widodo dalam setiap lawatannya," kata Rachmat, dalam siaran pers yang diterima, Selasa.

Rachmat mengatakan, pemerintah yakin dekade emas kedua tersebut dapat diwujudkan dan dicapai dengan seluruh potensi sumber daya alam, sumber daya manusia, dinamika demokrasi, dan semangat reformasi Indonesia,

Pada WEF-EA (World Economic Forum on East Asia) tahun lalu di Manila, Filipina, Founder and Executive Chairman WEF, Klaus Schwab, memberikan label Indonesia telah mengalami "Dekade Emas" dan sejak saat itu pemerintah berkomitmen untuk mempertahankan label Dekade Emas tersebut pada era pemerintahan baru Presiden Joko Widodo.

Rachmat mengatakan, dirinya menyadari bahwa perdagangan menjadi bagian penting bagi perkembangan Indonesia. Oleh karena itu kebijakan ekonomi Indonesia akan berorientasi keluar dengan cara menggaet mitra-mitra baru dalam rangka meningkatkan perdagangan.

"Indonesia negara yang terbuka bagi dunia luar. Kebijakan ekonomi kita berorientasi keluar untuk mempercepat pembangunan, termasuk bagi kerja sama perdagangan," kata Rachmat.

Oleh karena itu, melalui kepercayaan yang diberikan WEF kepada Indonesia untuk menjadi tuan rumah WEF-EA untuk ke-2 kalinya, dimanfaatkan Pemerintah untuk mendorong kepercayaan, bisnis, perdagangan, investasi, dan pariwisata.

"Sebagai negara dengan kekuatan ekonomi 16 besar di dunia, Indonesia berpotensi besar menarik masuk kalangan swasta berinvestasi, khususnya dalam berbagai proyek pemerintah," kata Rachmat.

Pemerintahan Presiden Joko Widodo dan Wapres Jusuf Kalla menargetkan pertumbuhan ekonomi sebesar tujuh persen bakal tercapai dalam waktu tiga tahun. Untuk mencapai hal itu, pemerintah merencanakan antara lain  pembangunan pembangkit listrik sebesar 35.000 MW dan pembangunan satu juta rumah murah per tahun.

Pertemuan WEF-EA tersebut dihadiri 748 orang wakil dari pemerintahan 40 Negara, 42 pemuka media, 180 CEO perusahaan terbesar dunia, dan delapan organisasi internasional. Banyaknya jumlah peserta tersebut menunjukkan tingginya minat para tokoh, pengusaha, dan pelaku dunia bisnis untuk berinvestasi di Indonesia.

Dalam WEF-EA sendiri yang digelar pada 19-21 April 2015, empat poin utama yang fokus dibahas antara lain ketahanan pangan terkait upaya agar petani mampu meningkatkan produksi hingga 20 persen pada tahun 2022 mendatang, pembangunan infrastruktur, sektor ekonomi digital dan industri.

Selain itu juga dibahas masalah pengentasan penyakit melalui program kesehatan untuk membangun masyarakat berkelanjutan serta sektor finansial yang terkait dengan akses permodalan dan investasi.

Pewarta: Vicki Febrianto
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2015