Posisi korban sudah dapat identifikasi di kedalaman 400-an meter. Kemarin (tim evakuasi) sudah turun sampai di kedalaman sekitar 300 meter, tapi kemudian cuaca buruk, ada badai

Jakarta (ANTARA) - Menteri Kehutanan (Menhut) Raja Juli Antoni mengatakan proses evakuasi pendaki perempuan warga Negara Brasil berinisial JDSP yang jatuh di Gunung Rinjani, Nusa Tenggara Barat, terkendala cuaca buruk.

"Kondisi terakhir pagi tadi cuaca mulai membaik ya, tetapi sempat memburuk lagi. Kami berharap siang hari ini cuaca membaik," kata Menhut Raja Juli Antoni di Jakarta, Selasa.

Dia mengatakan lokasi jatuhnya korban sudah dapat diketahui.

Baca juga: Pemerintah tindaklanjuti permintaan evakuasi warga Brasil di Rinjani

"Posisi korban sudah dapat identifikasi di kedalaman 400-an meter. Kemarin (tim evakuasi) sudah turun sampai di kedalaman sekitar 300 meter, tapi kemudian cuaca buruk, ada badai," kata Menhut Raja Juli Antoni.

Pihaknya menegaskan Pemerintah Indonesia berkomitmen untuk melakukan berbagai upaya demi menyelamatkan korban.

"Pemerintah Indonesia dengan kementerian dan lembaga terkait sangat serius dalam melakukan penyelamatan terhadap warga negara Brasil. Mudah-mudahan sekali lagi dengan bekerja keras, bekerja sama, kita dapat selamatkan," kata Menhut Raja Juli Antoni.

Baca juga: Pendakian dari Pelawangan menuju puncak Rinjani ditutup sementara

Operasi SAR ini melibatkan berbagai unsur, antara lain Kantor SAR Mataram, Balai Taman Nasional Gunung Rinjani (BTNGR), TNI, Polri, BPBD Lombok Timur, Unit SAR Lombok Timur, EMHC, Damkar, Relawan Rinjani, porter, dan unsur terkait.

Kementerian Kehutanan (Kemenhut) menutup sementara jalur pendakian dari Pelawangan 4 Sembalun sebagai bagian dari evakuasi pendaki JDSP yang jatuh di Gunung Rinjani.

Penutupan sementara ini dilakukan untuk mempercepat proses evakuasi korban hingga mempertimbangkan aspek keselamatan pengunjung dan tim evakuasi.

Baca juga: Gubernur NTB: Tiga helikopter siap evakuasi WNA Brasil di Rinjani

Pewarta: Anita Permata Dewi
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.