Ini kami sudah mempersiapkan perubahan peraturan wali kota (Perwal) dan perubahan petunjuk teknis (juknis) untuk mengadakan SPMB Gelombang 2 untuk SD di akhir Juni atau awal Juli mendatang

Semarang (ANTARA) - Dinas Pendidikan Kota Semarang berencana menggelar seleksi penerimaan murid baru (SPMB) gelombang 2 untuk jenjang sekolah dasar (SD) menyusul masih ada sejumlah SD negeri yang minim pendaftar.

Kepala Disdik Kota Semarang Bambang Pramusinto, di Semarang, Jawa Tengah, Selasa, menjelaskan bahwa SPMB SD gelombang 2 akan berlangsung pada akhir Juni atau awal Juli 2025.

Ia menjelaskan masih banyak kursi kosong di sejumlah SD negeri usai penutupan SPMB sehingga diharapkan bisa terpenuhi dengan penyelenggaraan SPMB gelombang kedua.

"Ada 36 SD negeri, ada beberapa yang masih kosong," katanya, ditemui di Kantor Disdik Kota Semarang.

Menurut dia, salah satu faktor utama rendahnya pendaftar di beberapa SD negeri adalah kendala persyaratan kartu keluarga (KK) bagi warga 'boro' atau warga luar daerah yang berdomisili di Kota Semarang.

Warga 'boro', kata dia, memiliki KK luar kota sehingga tidak bisa mendaftarkan anaknya ke SD negeri pada SPMB yang mensyaratkan KK Kota Semarang.

Baca juga: Wamendikdasmen Fajar tegaskan SPMB berjalan baik di Semarang

"Kalau di jenjang SMP kan ada jalur prestasi. Walau KK-nya luar kota, dia bisa mengakses SPMB. Kalau di SD kan tidak ada jalur prestasi, jadi sementara belum menampung warga yang KK-nya luar kota," katanya.

Padahal, kawasan padat permukiman, seperti Simpang Lima dan Peterongan sebenarnya dihuni banyak warga "boro" yang tidak bisa mendaftarkan anaknya ke SD negeri.

Untuk pelaksanaan SPMB gelombang 2, ia mengatakan tetap menggunakan sistem "online", sama seperti gelombang pertama, sedangkan untuk verifikasi atau mutasi tetap datang ke Posko SPMB.

"Ini kami sudah mempersiapkan perubahan peraturan wali kota (Perwal) dan perubahan petunjuk teknis (juknis) untuk mengadakan SPMB Gelombang 2 untuk SD di akhir Juni atau awal Juli mendatang," katanya.

Baca juga: Wali Kota Semarang: Jangan sampai siswa miskin tak bisa sekolah

Ia mengatakan bahwa pihaknya juga tidak menutup kemungkinan melakukan penggabungan atau merger SD negeri jika setelah pelaksanaan SPMB gelombang 2 masih ad sekolah yang pendaftarnya minim.

"Kalau SPMB kedua masih menyisakan sekolah kosong, kami akan lakukan perencanaan, salah satunya 'merger' sekolah, supaya SDM-nya efisien," katanya.

Hingga penutupan SPMB SD gelombang pertama, kuota SD negeri yang tersedia di Kota Semarang mencapai 14.476 kursi, sedangkan jumlah pendaftar hanya 12.925 orang.

Baca juga: Disdik Semarang: Sekolah tak boleh tolak siswa difabel

Pewarta: Zuhdiar Laeis
Editor: Indra Gultom
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.