Mataram (ANTARA) - Gubernur Nusa Tenggara Barat (NTB) Lalu Muhamad Iqbal menyampaikan belasungkawa dan duka cita mendalam atas meninggalnya WNA Brasil JDSP (27) yang terjatuh ketika mendaki Gunung Rinjani pada Sabtu (21/6).

"Pak Gubernur NTB atas nama dirinya sendiri, masyarakat dan Pemerintah Provinsi NTB menyampaikan belasungkawa terdalam kepada keluarga korban bencana ini, semoga keluarga diberikan kekuatan dan kenyamanan oleh Tuhan Yang Maha Kuasa," kata Kepala Dinas Komunikasi Informatika dan Statistik (Kominfotik) NTB Yusron Hadi menyampaikan pesan Gubernur NTB di Mataram, Rabu.

Ia mengemukakan proses evakuasi korban jatuh saat pendakian Gunung Rinjani berhasil dilakukan oleh tim SAR gabungan.

Baca juga: Pendaki Brazil yang jatuh di Gunung Rinjani ditemukan meninggal

"Hasilnya sudah kita ketahui bersama dan Bapak Gubernur sedari awal peristiwa ini telah memberikan perhatian luar biasa dan cepat untuk penanganan korban," tegasnya.

Untuk itu, pada kesempatan penuh duka ini, Gubernur Lalu Muhamad Iqbal atas nama pemerintah dan masyarakat NTB mengucapkan belasungkawa sedalam-dalamnya kepada keluarga korban dan berdoa keluarga tetap diberikan kekuatan

Sementara itu, kepada tim SAR gabungan, Gubernur NTB menyampaikan apresiasi dan salam kepada regu penyelamat, baik dari Basarnas, TNI, Kepolisian maupun unsur lainnya yang tak bisa disebut satu per satu.

"Gubernur NTB mengucapkan terima kasih atas upaya dan dedikasinya mengevakuasi korban dan mengantarkan korban hingga ke keluarganya," katanya.

Sebelumnya, pendaki asal Brasil JDSP (27) yang terjatuh di Gunung Rinjani ditemukan Tim SAR gabungan sudah dalam keadaan meninggal dunia pada Selasa (24/6) di kedalaman sekitar 600 meter.

Kepala Kantor SAR Mataram Muhamad Hariyadi mengatakan salah satu personel berhasil mencapai lokasi korban di jurang sekitar pukul 18.00 Wita, Selasa (24/6) di datum point.

"Setelah pemeriksaan awal, tidak ditemukan tanda-tanda kehidupan pada korban," terang Hariyadi.

Konfirmasi status meninggal dunia diperkuat setelah tiga personel lainnya, menyusul turun dan memastikan kondisi korban. Jenazah kemudian langsung di-wrapping (dibungkus) untuk persiapan evakuasi.

"Menyusul temuan ini, tim SAR yang berada di Last Known Position (LKP) atau lokasi terakhir korban terlihat segera menyiapkan sistem evakuasi," tambahnya.

Tujuh orang personel melakukan flying camp atau menginap di sekitar lokasi, dengan tiga orang di anchor point kedua (kedalaman 400 meter) dan empat orang lainnya berada di samping korban (kedalaman 600 meter).

Baca juga: Menhut: Evakuasi pendaki Brasil di Rinjani terkendala cuaca buruk

Baca juga: Kemenhut tutup jalur Pelawangan 4 Sembalun evakuasi pendaki Brasil

Keputusan untuk menunda evakuasi dikarenakan kondisi cuaca yang tidak memungkinkan dan visibilitas yang sangat terbatas. Proses evakuasi dilanjutkan pagi hari ini, dimana jenazah rencananya diangkat (lifting) terlebih dahulu ke atas (LKP).

"Kemudian, dievakuasi dengan ditandu menyusuri rute pendakian menuju Posko Sembalun," ujarnya.

Selanjutnya, dari Posko Sembalun, jenazah akan dievakuasi menggunakan helikopter menuju RS Bhayangkara Polda NTB untuk penanganan lebih lanjut.

"Seluruh tim berharap proses evakuasi yang dilaksanakan pagi ini dapat berjalan lancar dan aman sesuai rencana," katanya.

Pewarta: Nur Imansyah
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.