Djakarta, 5/2/1954 (ANTARA) - Hudjan terus-menerus jang turun dalam hari2 belakangan ini didalam kota Djakarta, telah menjebabkan beberapa kampung terendam air, antaranja Kebon Sirih, Kp. Lima, Tanah Sereal, Krukut-Lio, dsbnja, jang tiap2 tahun memang biasa mendjadi "langganan" bandjir.
Sampai sebegitu djauh, sepandjang jang diketahui, tidak terdapat korban; banjak alat perabot rumah tangga dikampung2 jang terlalu banjak mendapat "rahmat" itu terpaksa diangkut atau dinaikkan kebale2 atau "dihidjrahkan" sementara waktu ketempat lain.
Ketjuali itu banjak tempat dan kampung2 lainnja jang digenangi air hudjan, sehingga merupakan seperti empang2 dan mendjadi tjalon sarang njamuk.
Keadaan dan pemandangan jang demikian ini djuga terlihat dihalaman tengah dan belakang kantor besar polisi Djakarta, jang seakan2 merupakan empang2 ikan.
Sumber: Pusat Data dan Layanan Informasi ANTARA
Baca juga: Bandjir besar di Banten
Baca juga: ANTARA Doeloe : desa yang ganti nama karena sering bencana
Baca juga: Antara doeloe: Orang Semarang dibegal di Djakarta, Rp6.500 raib
Pewarta: Lia Wanadriani Santosa
Editor: Ade irma Junida
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.