Jakarta (ANTARA) - Keluarga memiliki peran krusial dalam membentuk kualitas sumber daya manusia dan membangun ketahanan ekonomi. Di Indonesia, peran ini semakin penting, karena nilai-nilai budaya menekankan ikatan kekeluargaan yang kuat dan jaringan kekerabatan yang luas.

Teori ekologi Bronfenbrenner menjelaskan bahwa kesejahteraan keluarga dipengaruhi oleh banyak faktor, mulai dari hubungan di dalam keluarga dan lingkungan terdekat, hingga kondisi sosial, ekonomi, dan perubahan yang terjadi seiring waktu.

Menyadari hal tersebut, Kementerian Kependudukan dan Pembangunan Keluarga (Kemendukbangga) telah menerbitkan Indeks Pembangunan Keluarga (iBangga) Tahun 2024 untuk mengukur ketahanan keluarga melalui tiga dimensi, yakni kebahagiaan, kemandirian, dan keharmonisan. Skor terbaru sebesar 62,4 menunjukkan bahwa keluarga di Indonesia berada pada tahap "berkembang".

iBangga menunjukkan kemajuan dalam memantau ketahanan keluarga, namun keluarga di Indonesia masih menghadapi banyak tantangan.

Data Publikasi Angkatan Kerja di Indonesia Semester II tahun 2024 mencatat bahwa meskipun partisipasi kerja naik 1,15 persen, ada 4,4 juta pekerja baru yang mungkin tidak terserap karena pertumbuhan lapangan kerja tidak sebanding dengan jumlah pencari kerja.

Tingkat pengangguran tentunya akan berdampak langsung terhadap kemampuan keluarga untuk memenuhi kebutuhan dasar dan menjaga rasa aman. Ketimpangan juga masih menjadi tantangan yang perlu diatasi.

Hal ini terlihat dari indeks Gini sebesar 0,379 pada September 2024. Angka ini menunjukkan adanya kesenjangan dalam akses terhadap peluang dan sumber daya, baik antarwilayah maupun antarkelompok masyarakat.

Terdapat dua tantangan utama terkait kebijakan dan layanan keluarga di Indonesia. Pertama, kebijakan masih dirancang dengan asumsi bahwa keluarga bersifat nuklir, utuh, dan mampu menjalankan semua fungsi sosial secara optimal. Asumsi ini mengabaikan keberagaman struktur dan kondisi keluarga, yang masing-masing menghadapi tantangan berbeda.

Banyak keluarga Indonesia tinggal dalam rumah tangga multigenerasi dan seringkali terpisah karena migrasi. Keluarga juga menghadapi berbagai tuntutan, seperti merawat anak, mendukung orang tua lanjut usia, mencari nafkah, dan menjaga kesehatan.

Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.