Bantul (ANTARA News) - Sebagian petani bawang merah di Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, terpaksa panen dini pada tanaman mereka akibat banjir yang menggenangi lahan pertanian tersebut pascahujan deras dalam beberapa hari terakhir.

"Banyak tanaman yang rusak karena banjir kemarin, terutama tanaman bawang merah, tanaman ini kan tidak boleh terkena banyak air," kata petani bawang merah di pedukuhan Baros Desa Tirtohargo Bantul, Iswantoro usai panen dini, Rabu.

Menurut dia, tanaman bawang merah miliknya sudah terendam banjir sejak tiga hari terakhir dengan ketinggian bervariasi, hingga mencapai sekitar setengah meter, oleh sebab itu dirinya memutuskan untuk panen dini untuk mencegah pembusukan buah terlalu parah.

"Sebab saya lihat, tanaman bawang merah di sini (bulan dusun Baros) sudah rusak dan mulai membusuk, jadi harus cepat-cepat dipanen, ini pun hasilnya tidak maksimal," katanya.

Ia mengatakan, idealnya, tanaman bawang merah bisa dipanen ketika sudah berusia lebih dari 50 hari, namun saat ini, terpaksa dipanen dalam usia 40 hari karena sudah rusak dan mulai membusuk.

"Ini kami lakukan untuk menekan kerugian, karena kalau didiamkan, akan semakin banyak yang busuk sehingga tidak laku dijual," katanya.

Sementara itu, petani bawang merah lainnya, Besari mengatakan pihaknya tidak menyangka lahan bawang miliknya terkena banjir, padahal sebelumnya sudah berupaya menanam dengan maksimal agar menghasilkan panen yang berlimpah.

Ia mengatakan, dalam kondisi normal hasil panen bawang merah bisa mencapai enam ton per hektare dengan harga jual Rp20.000 per kilogram, namun dengan kondisi ini, dari lahan bawang seluas 1,5 hektare miliknya, dirinya hanya bisa mengantongi hasil sekitar Rp30 juta.

"Karena panen dini, saya hanya bisa panen setengah hingga satu kuintal per hektare, itu pun sebagian sudah rusak, ukuran bawang merah juga belum ideal untuk dipanen. Belum lagi bibit bawang merah untuk musim tanam berikutnya, kami akan kesulitan," katanya.

Sebelumnya, Kepala Dinas Pertanian dan Kehutanan Bantul, Partogi Dame Pakpahan mengatakan, pihaknya mengaku prihatin dengan bencana banjir yang merendam lahan bawang merah di wilayah selatan dalam beberapa hari ini, karena berpotensi mengalami gagal panen.

Bahkan, kata dia, dari seluas 324 hektare lahan yang ditanami bawang merah, setidaknya ada seluas 254 hektare yang terendam banjir sehingga terancam gagal panen, sebagian besar lahan bawang tersebut berada di wilayah Parangtritis Kretek dan Desa Srigading Sanden.

"Kali ini (dampak banjir) sangat ekstrim, ini di luar perkiraan, sebagian besar tanaman bawang merah yang terendam berusia satu bulan, padahal untuk panen membutuhkan waktu dua bulan," kata Partogi.

Pewarta: Heri Sidik
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2015