Tulungagung, Jatim (ANTARA) - Dinas Kesehatan Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur memastikan makanan berupa nasi soto ayam penyebab keracunan massal menimpa 58 warga peserta posyandu di Desa Wonorejo, Kecamatan Sumbergempol, pertengahan Juni lalu.

Kesimpulan itu diperoleh setelah sampel makanan yang masih utuh dan tersimpan dalam kulkas, diuji di laboratorium RSUD dr Iskak Tulungagung dan Balai Besar Laboratorium Kesehatan Masyarakat (BBLKM) Surabaya.

"Dari hasil uji laboratorium, ditemukan dua jenis bakteri pada komponen makanan, seperti nasi, ayam, kubis, telur, dan kuah soto. Hanya mi bihun yang tidak tercemar," kata Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinkes Tulungagung Desi Lusiana Wardani di Tulungagung, Senin.

Berdasar hasil uji lab di kedua lembaga itu, makanan soto terbukti mengandung bakteri Salmonella sp dan Enterobacter.

Baca juga: 53 Santri Syeikh Zainuddin NW Anjani Lombok Timur keracunan massal

Kasus keracunan terjadi usai kegiatan posyandu pada Senin (16/6), di mana makanan tambahan berupa nasi soto ayam dibagikan kepada peserta.

Dua hari berselang, puluhan warga mulai mengeluhkan gejala mual, pusing, dan diare.

Dia menjelaskan penyebab kontaminasi bukan berasal dari juru masak karena hasil pemeriksaan tidak menunjukkan adanya paparan bakteri.

Dugaan kuat, katanya, kontaminasi terjadi akibat pengolahan yang kurang higienis atau bahan makanan yang sudah tercemar sebelumnya.

"Faktor lingkungan dan teknik memasak menjadi perhatian. Ini yang akan kami evaluasi dalam pelaksanaan PMT (Pemberian Makanan Tambahan) selanjutnya," ujarnya.

Setelah kejadian ini, Dinas Kesehatan memperketat pengawasan terhadap penyediaan makanan pada setiap kegiatan posyandu untuk mencegah insiden serupa.

Baca juga: Satu orang meninggal akibat keracunan massal di Tulungagung

Baca juga: Pemkot Bandung perketat pengawasan MBG usai insiden keracunan massal

Baca juga: Bupati Klaten tetapkan KLB kasus keracunan massal

Pewarta: Destyan H. Sujarwoko
Editor: M. Hari Atmoko
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.